Dikutip dari buku al-Fawaaidul Mukhtaaroh Diceritakan bahwa Ibnu Abiy as-Shoif al-Yamaniy berkata, “Sesungguhnya bulan Sya’ban adalah bulan sholawat kepada Nabi saw, karena ayat Innallooha wa malaaikatahuu yusholluuna ‘alan Nabiy … diturunkan pada bulan itu. (Ma Dza Fiy Sya’ban?)
Tuanku Kanjeng Syaikh‘Abdul Qadir al-Jailaniy berkata, “Malam Nishfu Sya’ban adalah malam yang paling mulia setelah Lailatul Qodr.” (Kalaam Habiib ‘Alwiy bin Syahaab)
Konon Sayidina Ali bin Abi Tholib Karromalloohu Wajhah meluangkan waktunya untuk ibadah pada 4 malam dalam setahun, yakni: malam pertama bulan Rojab, malam 2 hari raya, dan malam Nishfu Sya’ban. (Manhajus Sawiy dan Tadzkiirun Nas)
Al-Imam As-Subkiy.rhm berkata, bahwa malam Nishfu Sya’ban menghapus dosa setahun, malam Jum’at menghapus dosa seminggu, dan Lailatul Qodr menghapus dosa seumur hidup.
Diriwayatkan kapadaku bahwa Sahabat Nabi Usamah bin Zaid.ra berkata kepada Nabi SAW, “Ya Rasulullah, aku belum pernah melihat engkau berpuasa di bulan lain lebih banyak dari puasamu di bulan Sya’ban.”
Kata Nabi, “Bulan itu sering dilupakan orang, karena diapit oleh bulan Rajab dan Ramadhan, padahal pada bulan itu, diangkat amalan-amalan (dan dilaporkan) kepada Tuhan Rabbil Alamin. Karenanya, aku ingin agar sewaktu amalanku dibawa naik, aku sedang berpuasa.” (HR Ahmad dan Nasai - Sunah Abu Dawud).
Adapun keutamaan bulan Sya’ban lainnya akan lebih jelas lagi dalam hadis-hadis berikut:
Hadis Pertama
Aisyah RA bercerita bahwa pada suatu malam dia kehilangan Rasulullah SAW, ia keluar mencari dan akhirnya menemukan beliau di pekuburan Baqi’, sedang menengadahkan wajahnya ke langit. Beliau berkata, “Sesungguhnya Allah Azza Wajalla turun ke langit dunia pada malam Nishfu Sya’ban dan mengampuni (dosa) yang banyaknya melebihi jumlah bulu domba Bani Kalb.” (HR Turmudzi, Ahmad dan Ibnu Majah)
Hadis Kedua
Diriwayatkan oleh Abu Musa Al-Asy’ari RA bahwa Rasulullah SAW bersabda, “ “Sesungguhnya Allah pada malam Nishfu Sya’ban mengawasi seluruh mahluk-Nya dan mengampuni semuanya kecuali orang musyrik atau orang yang bermusuhan.” (HR Ibnu Majah)
Hadis Ketiga
Diriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib KW bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Jika malam Nishfu Sya’ban tiba, maka salatlah di malam hari, dan berpuasalah di siang harinya, karena sesungguhnya pada malam itu, setelah matahari terbenam, Allah turun ke langit dunia dan berkata, ‘Adakah yang beristighfar kepada Ku, lalu Aku mengampuninya, Adakah yang memohon rezeki, lalu Aku memberinya rezeki , adakah yang tertimpa bala’, lalu Aku menyelamatkannya, adakah yang begini (2x), demikian seterusnya hingga terbitnya fajar.” (HR Ibnu Majah).
Demikianlah keutamaan dan kelebihan malam Nishfu Sya’ban, marilah kita manfaatkan malam yang mulia ini untuk mendekatkan diri dan memohon sebanyak-banyaknya kepada Allah.
Wa min Allah at taufiq hidayah wal inayah, wa bi hurmati Habib wa bi hurmati fatihah!!
Sumber Milist majelisrasulullah@yahoogroups.com, pengirim “T.Fidriansyah” <t.fidriansyah@gmail.com>
Amalan di Malam Nishfu Sya’ban
mengenai doa dimalam nisfu sya’ban adalah sunnah Rasul saw, sebagaimana hadits2 berikut :
Sabda Rasulullah saw : “Allah mengawasi dan memandang hamba hamba Nya di malam nisfu sya’ban, lalu mengampuni dosa dosa mereka semuanya kecuali musyrik dan orang yg pemarah pada sesama muslimin” (Shahih Ibn Hibban hadits no.5755)
berkata Aisyah ra : disuatu malam aku kehilangan Rasul saw, dan kutemukan beliau saw sedang di pekuburan Baqi’, beliau mengangkat kepalanya kearah langit, seraya bersabda : “Sungguh Allah turun ke langit bumi di malam nisfu sya’ban dan mengampuni dosa dosa hamba Nya sebanyak lebih dari jumlah bulu anjing dan domba” (Musnad Imam Ahmad hadits no.24825)
berkata Imam Syafii rahimahullah : “Doa mustajab adalah pada 5 malam, yaitu malam jumat, malam idul Adha, malam Idul Fitri, malam pertama bulan rajab, dan malam nisfu sya’ban” (Sunan Al Kubra Imam Baihaqiy juz 3 hal 319).
dengan fatwa ini maka kita memperbanyak doa di malam itu, jelas pula bahwa doa tak bisa dilarang kapanpun dan dimanapun, bila mereka melarang doa maka hendaknya mereka menunjukkan dalilnya?,
bila mereka meminta riwayat cara berdoa, maka alangkah bodohnya mereka tak memahami caranya doa, karena caranya adalah meminta kepada Allah,
pelarangan akan hal ini merupakan perbuatan mungkar dan sesat, sebagaimana sabda Rasulullah saw : “sungguh sebesar besarnya dosa muslimin dg muslim lainnya adalah pertanyaan yg membuat hal yg halal dilakukan menjadi haram, karena sebab pertanyaannya” (Shahih Muslim)
disunnahkan malam itu untuk memperbanyak ibadah dan doa, sebagaimana di Tarim para Guru Guru mulia kita mengajarkan murid muridnya untuk tidak tidur dimalam itu, memperbanyak Alqur’an doa, dll.
Sumber Habib Munzir Al Musawwa
Sanggahan Habib Munzir Al Musawwa tentang Bid’ah-nya nishfu sya’ban
Sebenarnya peringatan seperti apa yang dilakukan pada perayaan tersebut??Puasa, sholat malam, membaca surah yasin 3x beserta doa nisfu sya’ban setelah sholat magrib atau ada yang lainnya……
yg paling pokok adalah berdoa, karerna memang ada pendapat para Mufassirin bahwa malam nisfu sya’ban adalah malam ditentukannya banyak takdir kita, walaupun pendapat yg lebih kuat adalah pd malam lailatul qadar,
namun bukan berarti pendapat yg pertama ini batil, karena diakui oleh para muhadditsin, bisa saja saya cantumkan seluruh fatwa mereka akan malam nisfu sya’ban beserta bahasa arabnya, namun saya kira tak perlulah kita memperpanjang masalah ini pada orang yg dangkal pemahaman syariahnya,
para ulama kita menyarankan membaca surat Yaasiin 3X, itu pula haram seseorang mengingkarinya, kenapa dilarang?, apa dalilnya seseorang membaca surat Alqur’an?,
melarangnya adalah haram secara mutlak,
sebagaimana Imam Masjid Quba yg selalu menyertakan surat AL Ikhlas bila ia menjadi Imam, selalu ia membaca Al Ikhlas di setiap rakaatnya setelah surat ALfatihah, ia membaca alfatihah, lalu al ikhlas, baru surat lainnya, demikian setiap rakaat ia lakukan, dan demikian pada setiap shalatnya,
bukankah ini kebiasaan yg tak diajarkan oleh Rasul saw?, bukankah ini menambah nambahi bacaan dalam shalat?
maka makmumnya berdatangan pada Rasul saw seraya mengadukannya, maka Rasul saw memanggilnya dan bertanya mengapa ia berbuat demikian, dan orang itu menjawab Inniy Uhibbuhaa (aku mencintainya), yaitu ia mencintai surat Al Ikhlas, hingga selalu menggandengkan Al Ikhlas dg Alfatihah dalam setiap rakaat dalam shalatnya.
apa jawaban Rasul saw?, apakah rasul saw berkata : “kenapa engkau buat syariah dan ajaran baru?, kenapa membuat ibadah baru?, apakah ibadah shalat yg kuajarkan belum sempurna???,
beliau tak mengatakan demikian, malah seraya berkata : Hubbuka iyyahaa adkhalakal Jannah (cintamu pada surat Al Ikhlas itulah yg akan membuatmu masuk sorga). hadits ini dua kali diriwayatkan dalam Shahih Bukhari.
dan shahih Bukhari adalah kitab hadits yg terkuat dari seluruh kitab hadits lainnya untuk dijadikan dalil,
maka jelaslah Rasul saw tak melarang berupa ide ide baru yg datang dari iman, selama tidak merubah syariah yg telah ada, apalagi hal itu merupakan kebaikan,
dan doa nisfu sya;ban adalah mulia, apa yg diminta?, panjang umur dalam taat pada Allah, diampuni dosa dosa, diwafatkan dalam husnul khatimah,
salahkah doa seperti ini?, akankah perkumpulan seperti ini dibubarkan dan ditentang?
mengenai malam pertama bulan rajab Imam Syafii berfatwa bahwa itu adalah mustajab doa pula, sebagaimana malam jumat dan malam nisfu sya’ban, dan Imam syafii bukanlah berfatwa dari hawa nafsunya,
mengenai risalah yg anda nukil itu maka jawaban saya, jawaban saya diatas telah menjawab seluruh ungkapan itu,
1. kami tidak mengajarkan shalat nisfu sya’ban.
2. sepanjang ucapan nukilan diatas, adakah hadits yg melarang doa di malam nisfu sya’ban?
tunjukkan pada saya satu hadits shahih atau dhoif yg melarang doa di malam nisfu sya’ban?
nisfu sya’ban tak ada perayaan, siapa pula yg merayakannya?, cuma wahabi saja yg menuduh sbb hati busuknya,
kalau untuk partai mereka sih, ngga pake bid’ah dan musyrik, walau pakai pesta kampanye dan memajang foto fotonya di masjid dan dimana mana, itu sih ngga apa2, juga hari ulang tahun partainya, buat pesta besar2an dg dangdutan segala, itu sih ngga apa2, tapi nisfu sya’ban bid;ah.
mengenai fatwa Imam syafii tentunya debu di kaki Imam Syafii lebih mulia dari seribu bin baz, karena Imam syafii sudah menjadi Imam sebelum Imam Bukhari lahir, dan ia adalah guru dari Imam Ahmad bin Hanbal, sedangkan Imam Ahmad bin Hanbal itu hafal 1 juta hadits dg sanad dan matannya,
dan Imam Ahmad bin Hanbal berkata : 20 tahun aku berdoa setiap malam untuk Imam syafii,
dan Imam Syafii adalah Imam besar yg ratusan para Imam mengikuti madzhabnya,
mengenai Imam Ghazali beliau adalah Hujjatul Islam, telah hafal lebih dari 300 ribu hadits dg sanad dan hukum matannya,
beda dg para wahabi yg diakui sebagai imam padahal mereka tak satupun sampai ke derajat Al Hafidh (hafal 100 ribu hadits dg sanad dan hukum matannya), tapi fatwanya menghukumi hadits2 seakan mereka itu para nabi, dan ulama lain adalah bodoh.
naudzubillah, kita berlindung pada Allah semoga Allah tak mengelompokkan kita kelak di akhirat, naudzubillah dari sekelompok dg orang yg mengharamkan doa kepada Allah.
Wallahu 'Alam Bishowaf
(Suatu Pendekatan Hidup Berdasarkan Qur'an dan Hadis)
Kamis, 30 Juni 2011
Rabu, 29 Juni 2011
TEORI ISRA' MI'RAJ
Peristiwa Isra' Mi'raj pada zaman Rasul menjadi hal yang kontradiktif. Ada yang meyakini perjalanan Rasul, dan tidak sedikit yang ragu bahkan tidak percaya sama sekali. Ternyata tidak hanya di zaman Rasulullah SAW, saat ini pun masih saja ada kaum yang meragukan perjalan panjang Rasulullah SAW yang hanya dilakukan dalam waktu satu malam saja.
Peristiwa Isra' Mi'raj sarat dengan pemahaman ilmu pengetahuan mutakhir, ini menunjukkan bahwa ajaran Islam mengandung pelajaran-pelajaran yang sangat canggih yang berlaku sampai akhir zaman. Ditafsir secara sederhana seperti pada zaman Rasulullah SAW bisa, ditafsir dengan ilmu pengetahuan mutakhir pun semakin mempesona.
QS. lsraa' (17) : Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha mendengar lagi Maha Melihat.
Salah satu 'skenario rekonstruksi' perjalanan Rasul adalah teori Annihilasi. Teori ini mengatakan bahwa setiap materi (zat) memiliki anti materi. Dan jika materi dipertemukan atau direaksikan dengan antimaterinya, maka kedua partikel tersebut bakal lenyap berubah menjadi seberkas cahaya atau sinar gama.
Hal ini telah dibuktikan di laboratorium nuklir bahwa jika ada partikel proton dipertemukan dengan antiproton, atau elektron dengan positron (antielektron), maka kedua pasangan partikel tersebut akan lenyap dan memunculkan dua buah sinar gama, dengan energi masing masing 0,511 MeV untuk pasangan partikel elektron dan 938 MeV untuk pasangan partikel proton.
Sebaliknya, jika ada seberkas sinar Gama yang memiliki energi sebesar itu dilewatkan medan inti atom, maka tiba-tiba sinar tersebut lenyap berubah menjadi 2 buah pasangan partikel seperti di atas. Hal ini menunjukkan bahwa materi
memang bisa dirubah menjadi cahaya dengan cara tertentu, yang disebut sebagai reaksi Annihilasi.
Teori ini bisa kita gunakan untuk menjelaskan proses perjalanan Rasulullah SAW pada etape pertama ini. Agar Rasulullah SAW dapat mengikuti kecepatan Jibril dan Buraq, maka badan wadag Rasulullah SAW diubah oleh Allah menjadi badan cahaya. Hal ini dimaksudkan untuk 'mengimbangkan' kualitas badan Nabi dengan Jibril dan Buraq yang menjadi 'kawan seperjalanan' beliau. Seperti kita ketahui bahwa Jibril dan Buraq adalah makhluk berbadan cahaya.
Kapankah hal itu dilakukan? Tentu sebelum beliau berangkat. Kemungkinannya, ketika Jibril mengajak Nabi untuk mensucikan hati beliau dengan menggunakan air Zam zam.
Telah diceritakan bahwa sebelum berangkat Rasulullah SAW disucikan menggunakan air Zam zam oleh Jibril. Di riwayat yang lain, diceritakan bahwa Jibril mengoperasi hati Rasulullah SAW dan mensucikannya dengan air Zam zam.
Telah diceritakan bahwa sebelum berangkat Rasulullah SAW disucikan menggunakan air Zam zam oleh Jibril. Di riwayat yang lain, diceritakan bahwa Jibril mengoperasi hati Rasulullah SAW dan mensucikannya dengan air Zam zam.
Manusia adalah sebuah sistem energi yang berpusatkan di hati. Seluruh perubahan yang terjadi pada sistem energi tubuh seseorang bisa tercermin di frekuensi hatinya. Sebaliknya, karena hati menjadi pusat sistem energi itu, maka jika ingin melakukan perubahan terhadap sistem tersebut juga bisa dilakukan 'mereaksikan' hatinya.
Itulah, agaknya, yang terjadi pada Rasulullah SAW saat 'dioperasi' oleh malaikat Jibril, di dekat sumur Zam-zam. Jibril melakukan manipulasi terhadap sistem energi dalam tubuh Rasulullah. Seluruh badan material Rasulullah di 'annihilasi' oleh Jibril menjadi badan cahaya. Sebagai makhluk cahaya yang cerdas, Jibril paham betul tentang proses-proses annihilasi. Sebagaimana firman Allah dalam Q.S. an-Najm : 6 yang mempunyai akal yang cerdas; dan (Jibril itu) menampakkan diri dengan rupa yang asli
Maka, dalam sekejap, tubuh material Nabi pun berubah menjadi tubuh cahaya. Dan beliau siap melakukan perjalanan bersama Jibril dan Buraq, sebab ketiga-tiganya telah memiliki kualitas badan yang sama, yaitu badan cahaya. Maka Allah pun memperjalankan ketiganya menuju masjid al-Aqsha di Palestina.
Perjalanan dengan Kecepatan CahayaSetelah ketiganya siap, maka mereka segera berangkat dan melesat dengan kecepatan sangat tinggi sekitar 300.000 km per detik. Ya, ketiga makhluk cahaya itu melesat menempuh perjalanan Mekkah Palestina yang berjarak 1500 km itu hanya dalam waktu sekejap mata saja. Atau lebih detilnya sekitar 0,005 detik, dalam ukuran waktu manusia!
Namun demikian, Rasulullah SAW melakukannya dengan kesadaran penuh. Adanya relativitas waktu antara Dunia manusia dengan Dunia malaikat menyebabkan Rasulullah merasakan sepenuhnya perjalanan itu. Sehingga segala peristiwa yang terjadi dalam perjalanan, beliau bisa mengingat dan menceritakan kembali.
Bayangkan seperti orang yang lagi bermimpi. Meskipun orang tersebut hanya bermimpi selama 1 menit, tetapi dia bisa bercerita tentang mimpinya yang 'sangat panjang'. Kenapa demikian? Karena waktu yang berjalan di Dunia mimpi dan Dunia nyata berbeda.
Sama dengan yang terjadi pada Rasulullah saw. Pada waktu itu, beliau tidak sedang bermimpi. Beliau betul-betul melakukan perjalanan dengan badannya. Tetapi badan yang sudah diubah menjadi cahaya. Nah, karena ada relativitas waktu, maka waktu yang sekejap itu pun bagi Rasulullah sudah, cukup untuk menangkap seluruh kejadian yang dialaminya.
Maka, tidak heran jika beliau bisa menjawab berbagai, pertanyaan orang kafir yang ingin mengujinya. Di antaranya, beliau bisa bercerita betapa dalam perjalanan itu ada sekelompok kafilah atau pedagang yang unta dan kudanya lari ketakutan, saat Rasulullah saw dan Jibril melintas di dekatnya. Para kafilah itu tidak bisa melihat Rasulullah yang berbadan cahaya, tetapi rupanya unta dan kuda-kuda mereka bisa merasakan kehadiran Rasulullah, Jibril dan Buraq yang melintas dengan kecepatan sangat tinggi.
Subhanallah tak perlu dirgukan lagi tentang perjalanan Isra’ Mi’raj yang dilakukan Rasulullah SAW, Agaknya yang lebih wajar untuk dipertanyakan, bukannya bagaimana Isra’ Mi’raj, tetapi mengapa Isra’ Mi’raj terjadi ?
Shalat merupakan media untuk mencapai kesalehan spiritual individual hubungannya dengan Allah. Shalat juga menjadi sarana untuk menjadi keseimbangan tatanan masyarakat yang egaliter, beradab, dan penuh kedamaian. Makanya tidak berlebihan apabila Alexis Carrel menyatakan : “Apabila pengabdian, sholat dan do’a yang tulus kepada Sang Maha pencipta disingkirkan dari tengah kehidupan bermasyarakat, hal itu berarti kita telah menandatangani kontrak bagi kehancuran masyarakat tersebut“. Perlu diketahui bahwa A. Carrel bukanlah orang yang memiliki latar belakang pendidikan agama, tetapi dia adalah seorang dokter dan pakar Humaniora yang telah dua kali menerima nobel atas hasil penelitiannya terhadap jantung burung gereja dan pencangkokannya. Tanpa pendapat Carrel pun, Al – Qur’an 15 abad yang lalu telah menyatakan bahwa shalat yang dilakukan dengan khusu’ akan bisa mencegah perbuatan keji dan mungkar, sehingga tercipta tatanan masyarakat yang harmonis, egaliter, dan beretika.
Wallahu 'Alam..
(dari berbagai sumber.com)
Peristiwa Isra' Mi'raj sarat dengan pemahaman ilmu pengetahuan mutakhir, ini menunjukkan bahwa ajaran Islam mengandung pelajaran-pelajaran yang sangat canggih yang berlaku sampai akhir zaman. Ditafsir secara sederhana seperti pada zaman Rasulullah SAW bisa, ditafsir dengan ilmu pengetahuan mutakhir pun semakin mempesona.
QS. lsraa' (17) : Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha mendengar lagi Maha Melihat.
Salah satu 'skenario rekonstruksi' perjalanan Rasul adalah teori Annihilasi. Teori ini mengatakan bahwa setiap materi (zat) memiliki anti materi. Dan jika materi dipertemukan atau direaksikan dengan antimaterinya, maka kedua partikel tersebut bakal lenyap berubah menjadi seberkas cahaya atau sinar gama.
Hal ini telah dibuktikan di laboratorium nuklir bahwa jika ada partikel proton dipertemukan dengan antiproton, atau elektron dengan positron (antielektron), maka kedua pasangan partikel tersebut akan lenyap dan memunculkan dua buah sinar gama, dengan energi masing masing 0,511 MeV untuk pasangan partikel elektron dan 938 MeV untuk pasangan partikel proton.
Sebaliknya, jika ada seberkas sinar Gama yang memiliki energi sebesar itu dilewatkan medan inti atom, maka tiba-tiba sinar tersebut lenyap berubah menjadi 2 buah pasangan partikel seperti di atas. Hal ini menunjukkan bahwa materi
memang bisa dirubah menjadi cahaya dengan cara tertentu, yang disebut sebagai reaksi Annihilasi.
Teori ini bisa kita gunakan untuk menjelaskan proses perjalanan Rasulullah SAW pada etape pertama ini. Agar Rasulullah SAW dapat mengikuti kecepatan Jibril dan Buraq, maka badan wadag Rasulullah SAW diubah oleh Allah menjadi badan cahaya. Hal ini dimaksudkan untuk 'mengimbangkan' kualitas badan Nabi dengan Jibril dan Buraq yang menjadi 'kawan seperjalanan' beliau. Seperti kita ketahui bahwa Jibril dan Buraq adalah makhluk berbadan cahaya.
Kapankah hal itu dilakukan? Tentu sebelum beliau berangkat. Kemungkinannya, ketika Jibril mengajak Nabi untuk mensucikan hati beliau dengan menggunakan air Zam zam.
Telah diceritakan bahwa sebelum berangkat Rasulullah SAW disucikan menggunakan air Zam zam oleh Jibril. Di riwayat yang lain, diceritakan bahwa Jibril mengoperasi hati Rasulullah SAW dan mensucikannya dengan air Zam zam.
Telah diceritakan bahwa sebelum berangkat Rasulullah SAW disucikan menggunakan air Zam zam oleh Jibril. Di riwayat yang lain, diceritakan bahwa Jibril mengoperasi hati Rasulullah SAW dan mensucikannya dengan air Zam zam.
Manusia adalah sebuah sistem energi yang berpusatkan di hati. Seluruh perubahan yang terjadi pada sistem energi tubuh seseorang bisa tercermin di frekuensi hatinya. Sebaliknya, karena hati menjadi pusat sistem energi itu, maka jika ingin melakukan perubahan terhadap sistem tersebut juga bisa dilakukan 'mereaksikan' hatinya.
Itulah, agaknya, yang terjadi pada Rasulullah SAW saat 'dioperasi' oleh malaikat Jibril, di dekat sumur Zam-zam. Jibril melakukan manipulasi terhadap sistem energi dalam tubuh Rasulullah. Seluruh badan material Rasulullah di 'annihilasi' oleh Jibril menjadi badan cahaya. Sebagai makhluk cahaya yang cerdas, Jibril paham betul tentang proses-proses annihilasi. Sebagaimana firman Allah dalam Q.S. an-Najm : 6 yang mempunyai akal yang cerdas; dan (Jibril itu) menampakkan diri dengan rupa yang asli
Maka, dalam sekejap, tubuh material Nabi pun berubah menjadi tubuh cahaya. Dan beliau siap melakukan perjalanan bersama Jibril dan Buraq, sebab ketiga-tiganya telah memiliki kualitas badan yang sama, yaitu badan cahaya. Maka Allah pun memperjalankan ketiganya menuju masjid al-Aqsha di Palestina.
Perjalanan dengan Kecepatan CahayaSetelah ketiganya siap, maka mereka segera berangkat dan melesat dengan kecepatan sangat tinggi sekitar 300.000 km per detik. Ya, ketiga makhluk cahaya itu melesat menempuh perjalanan Mekkah Palestina yang berjarak 1500 km itu hanya dalam waktu sekejap mata saja. Atau lebih detilnya sekitar 0,005 detik, dalam ukuran waktu manusia!
Namun demikian, Rasulullah SAW melakukannya dengan kesadaran penuh. Adanya relativitas waktu antara Dunia manusia dengan Dunia malaikat menyebabkan Rasulullah merasakan sepenuhnya perjalanan itu. Sehingga segala peristiwa yang terjadi dalam perjalanan, beliau bisa mengingat dan menceritakan kembali.
Bayangkan seperti orang yang lagi bermimpi. Meskipun orang tersebut hanya bermimpi selama 1 menit, tetapi dia bisa bercerita tentang mimpinya yang 'sangat panjang'. Kenapa demikian? Karena waktu yang berjalan di Dunia mimpi dan Dunia nyata berbeda.
Sama dengan yang terjadi pada Rasulullah saw. Pada waktu itu, beliau tidak sedang bermimpi. Beliau betul-betul melakukan perjalanan dengan badannya. Tetapi badan yang sudah diubah menjadi cahaya. Nah, karena ada relativitas waktu, maka waktu yang sekejap itu pun bagi Rasulullah sudah, cukup untuk menangkap seluruh kejadian yang dialaminya.
Maka, tidak heran jika beliau bisa menjawab berbagai, pertanyaan orang kafir yang ingin mengujinya. Di antaranya, beliau bisa bercerita betapa dalam perjalanan itu ada sekelompok kafilah atau pedagang yang unta dan kudanya lari ketakutan, saat Rasulullah saw dan Jibril melintas di dekatnya. Para kafilah itu tidak bisa melihat Rasulullah yang berbadan cahaya, tetapi rupanya unta dan kuda-kuda mereka bisa merasakan kehadiran Rasulullah, Jibril dan Buraq yang melintas dengan kecepatan sangat tinggi.
Subhanallah tak perlu dirgukan lagi tentang perjalanan Isra’ Mi’raj yang dilakukan Rasulullah SAW, Agaknya yang lebih wajar untuk dipertanyakan, bukannya bagaimana Isra’ Mi’raj, tetapi mengapa Isra’ Mi’raj terjadi ?
Shalat merupakan media untuk mencapai kesalehan spiritual individual hubungannya dengan Allah. Shalat juga menjadi sarana untuk menjadi keseimbangan tatanan masyarakat yang egaliter, beradab, dan penuh kedamaian. Makanya tidak berlebihan apabila Alexis Carrel menyatakan : “Apabila pengabdian, sholat dan do’a yang tulus kepada Sang Maha pencipta disingkirkan dari tengah kehidupan bermasyarakat, hal itu berarti kita telah menandatangani kontrak bagi kehancuran masyarakat tersebut“. Perlu diketahui bahwa A. Carrel bukanlah orang yang memiliki latar belakang pendidikan agama, tetapi dia adalah seorang dokter dan pakar Humaniora yang telah dua kali menerima nobel atas hasil penelitiannya terhadap jantung burung gereja dan pencangkokannya. Tanpa pendapat Carrel pun, Al – Qur’an 15 abad yang lalu telah menyatakan bahwa shalat yang dilakukan dengan khusu’ akan bisa mencegah perbuatan keji dan mungkar, sehingga tercipta tatanan masyarakat yang harmonis, egaliter, dan beretika.
Wallahu 'Alam..
(dari berbagai sumber.com)
Selasa, 28 Juni 2011
SEKOLAH ANANDAKU
Semua orangtua pasti ingin mendapatkan tempat pendidikan terbaik buat si buah hati. Apa ukuran terbaiknya? Di sinilah masing-masing orangtua memiliki standard an selera yang berbeda.
Terlepas harus ada perbedaan standar dan selera itu, tapi perlu ada kesadaran untuk menaati standar umum yang perlu kita jadikan pondasi dalam memilih sekolah bagi anak kita.
Sekolah yang terbaik adalah yang sesuai dengan kebutuhan perkembangannya, di samping juga sesuai dengan keadaan, kemampuan dan keinginan kita. Soal itu mahal atau murah, ini lain lagi. Karena mahal belum tentu sesuai.
Kembali ke standar umum tadi, beberapa poin kesesuaian yang perlu kita perhatikan adalah:
Lokasi. Pilihlah sekolah yang jarak tempuhnya sesuai pertumbuhannya sehingga dia masih punya waktu untuk berolahraga, bermain atau bercengkrama dengan keluarga. Jangan sampai waktu dia habis dipakai jalan pulang-pergi. Jarak perlu kita sesuaikan dengan pertumbuhan anak. Misalnya TK dekat rumah, SD bisa agak jauh sedikit, dan seterusnya.
Nilai-nilai. Ada sekolah berbasis agama, berbasis kompetensi nasional, internasional, kultur lokal dan masih banyak lagi. Dari sekian itu, mana yang nilai-nilainya cocok dengan keluarga kita saat ini dan nanti?
Mungkin kita masih sulit menemukan sekolah yang nilai-nilainya 100% cocok dengan kita. Solusi yang bisa kita lakukan adalah menciptakan adaptasi atau melengkapi. Yang penting, jangan sampai menimbulkan kontras yang kita sendiri tidak siap menerimanya.
Kualitas sekolah. Ini bisa kita dapatkan dari melihat langsung, mencari informasi, mengamati lulusannya, dan lain-lain. Kualitas ini mencakup kualitas fisik dan non-fisik.
Lalu kapan kita mulai memilih sekolah berdasarkan aspirasi dan potensi kehebatan anak? Soal ini, bisa dinamis. Intinya, akan lebih bagus bila kita tidak menyerahkan pilihan ke anak 100% atau tergantung kita 100% juga.
Idealnya, keputusan itu sudah melalui proses yang sinergis antara kita dan anak. Soal berapa besar porsi pengambilan keputusan, ini perlu kita sesuaikan dengan kematangan dan perkembangan anak.
Kita bisa membuat formulasi, misalnya, waktu di TK–SD, kita mengambil peran 80% dan dia 20%. Lalu, waktu di SMP-SMA, 50%, dan Paska SLTA, kita 20% dan dia 80%. Atau, kita sudah terbiasa menyepakati formulasi 50:50 dari kecil.
Yang terpenting, kita mengantarkan dia agar menjadi dirinya sendiri yang terbaik, tapi dengan tetap berpegang teguh pada nilai-nilai yang kita ajarkan, sehingga tetap bebas bertanggung jawab dan tidak hilang jatidirinya.
Semoga bermanfaat..
BY. a.n.
Terlepas harus ada perbedaan standar dan selera itu, tapi perlu ada kesadaran untuk menaati standar umum yang perlu kita jadikan pondasi dalam memilih sekolah bagi anak kita.
Sekolah yang terbaik adalah yang sesuai dengan kebutuhan perkembangannya, di samping juga sesuai dengan keadaan, kemampuan dan keinginan kita. Soal itu mahal atau murah, ini lain lagi. Karena mahal belum tentu sesuai.
Kembali ke standar umum tadi, beberapa poin kesesuaian yang perlu kita perhatikan adalah:
Lokasi. Pilihlah sekolah yang jarak tempuhnya sesuai pertumbuhannya sehingga dia masih punya waktu untuk berolahraga, bermain atau bercengkrama dengan keluarga. Jangan sampai waktu dia habis dipakai jalan pulang-pergi. Jarak perlu kita sesuaikan dengan pertumbuhan anak. Misalnya TK dekat rumah, SD bisa agak jauh sedikit, dan seterusnya.
Nilai-nilai. Ada sekolah berbasis agama, berbasis kompetensi nasional, internasional, kultur lokal dan masih banyak lagi. Dari sekian itu, mana yang nilai-nilainya cocok dengan keluarga kita saat ini dan nanti?
Mungkin kita masih sulit menemukan sekolah yang nilai-nilainya 100% cocok dengan kita. Solusi yang bisa kita lakukan adalah menciptakan adaptasi atau melengkapi. Yang penting, jangan sampai menimbulkan kontras yang kita sendiri tidak siap menerimanya.
Kualitas sekolah. Ini bisa kita dapatkan dari melihat langsung, mencari informasi, mengamati lulusannya, dan lain-lain. Kualitas ini mencakup kualitas fisik dan non-fisik.
Lalu kapan kita mulai memilih sekolah berdasarkan aspirasi dan potensi kehebatan anak? Soal ini, bisa dinamis. Intinya, akan lebih bagus bila kita tidak menyerahkan pilihan ke anak 100% atau tergantung kita 100% juga.
Idealnya, keputusan itu sudah melalui proses yang sinergis antara kita dan anak. Soal berapa besar porsi pengambilan keputusan, ini perlu kita sesuaikan dengan kematangan dan perkembangan anak.
Kita bisa membuat formulasi, misalnya, waktu di TK–SD, kita mengambil peran 80% dan dia 20%. Lalu, waktu di SMP-SMA, 50%, dan Paska SLTA, kita 20% dan dia 80%. Atau, kita sudah terbiasa menyepakati formulasi 50:50 dari kecil.
Yang terpenting, kita mengantarkan dia agar menjadi dirinya sendiri yang terbaik, tapi dengan tetap berpegang teguh pada nilai-nilai yang kita ajarkan, sehingga tetap bebas bertanggung jawab dan tidak hilang jatidirinya.
Semoga bermanfaat..
BY. a.n.
Sabtu, 25 Juni 2011
PRIHAL JODOH
Jodohku itu seperti apa???
Pertanyaan seperti itu pasti selalu terlintas di benak kita yang masih bertahan dengan status single. Pertanyaan siapa dia, dia dimana, dan seperti apa tanpa di sadari terkadang mengetuk-ketuk pintu hati. Ada perasaan gelisah dan khawatir.. akankah jodoh kita tidak sesuai harapan??
Firman Allah dalam QS An-Nur : 26 yang artinya :
"wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula)."
Dari ayat tersebut kita dapat menyimpulkan, sebelum meminta yang baik maka jadilah baik dulu, karena yang baik hanya untuk yang baik saja. Karena jodoh kita tidak lain adalah cerminan dari diri kita.
Itu berarti Jika kita inginkan yang shalih kita kudu berusaha jadi shaliha pula..
Sebelum kita mengharapkan Imam yang baik,, Kita pun harus bersedia jadi makmum yang baik bukan?? Jangan hanya menyibukkan diri dengan kriteria-kriteria dan tuntutan-tuntutan untuk calon pendamping kita, Tapi berusahalah jadi apa yang kita Kriteriakan dan kita tuntut tersebut, bISA?????
Ada yg bertanya :
Fulan : Tapi ukhty, saya sdh mencoba tapi hasilnya sia-sia.
Penulis : Lho.. Bukankah menjadi baik itu bukan untuk coba-coba, melainkan untuk di laksanakn dan di pertahankan. Kebaiakn itu tdk slalu di balas kebaikan oleh manusia, tp pasti di balas kebaikan oleh Allah.
Fulanah : tapi kalau kta dah usaha sebaik mungkin,taat,shalihah trus dpat suami yg berlawanan dengan qta apa itu cerminan dri qta?
Penulis: Mungkin kebaikan itu tdk terletak pd org yg kau pilih, melainkan jalan yg kau pilih (tidak pacaran) atau mungkin kebaikan itu terletak pada keikhlasanmu menerima ketentuan dr Allah.. Husnudzan selalu kepada-Nya.
Fulan : klo kita dh baik dah rjin solat rajin ibdah tpi dapetin cwe bawel,cwe ganjen,n cw yg suka ngobral cnta m orla,tu gmn?kta'a cnta cerminan diri kita?
Penulis :
Pada dasarnya apapun yg kita lakukan itu untuk mengharap rahmat dan ridha-Nya bukan? Tujuan utama kamu sholat,rajin ibadah,ngaji, itu untuk Allah bukan? Lalu apakah kita harus menyesal dengan semua amalan kita hanya karena jodoh kita tdk sesuai harapan? pd dasarnya baik atau buruk itu semua tetap bisa menjadi perantara kita meraih Surga . Maka dr itu Jika km hendak memilih Istri,, pilihlah yang baik agamnya.
Fulanah : tp knp kok ada wanita baik2 mndpt kn laki2 yg tdk baik..kalau bgto slah c'apa??apa itu bs d ktakn jdoh.
Brarti kasian wanita'y.
Adil kah?
Penulis:
Adil !! Allah Maha Adil.. Tidak ada yg salah, yg salah adalah apabila kita tdk ridha dng ketentuan-Nya dan cenderung menyalahkan Allah. Jika pasangan kamu baik itu hanya bonus dr Allah, Jika pasangan km tdk sesuai harapan meski km telah mnjadi baik, itu berarti Allah ingin menguji kesabarnmu, Jika pasangan kita baik namun kita mendzoliminya, justru akan mengundang Allah Murka, Namun jika pasangan kita berperangai buruk namun kita tetap menghargai dan sabar menerima Kehendak-Nya Niscaya Allah tdk akan menutup mata. Kebaikan itu tdk selalu di balas kebaikan, tp jangan berhenti menjadi baik dan berbuat baik.
Fulanah : klow jdohmu adlah cerminan drimu...Dan apkah mungkn jika dri yg masih blum bsa mjd hmba yg baik dhadapn-Nya tentu akan mendpt jodoh spt it pula atau bhkan lebih dr it...astaghfirullohal'adzim
Penulis:
Pada dasarnya dengan atau tanpa adanya nasihat yg mengatakan bahwa" Yang baik Akan Mendapatkan Yg baik" Kita harus tetap menjadi baik bukan? Jadilah baik bukan hanya karena ingin mendapatkan jodoh yg baik, tp karena ingin mendapat kebaikan dr Allah. Karena jika kita sudah benar-nbenar mencintai Allah, Kita tdk akan pernah menyalahkan-Nya atas apapun ketentuan-Nya untuk kita. Tetaplah berusaha menjadi yg terbaik, masalh hasil.. serahkan kepada Allah yg menentukan segalanya, jika kebahagiaan itu tdk kita dapat di dunia, semoga Kebahagiaan itu Allah hadiahkan di akhirat kelak,, Amiin.
Fulan :ukhti q mw tanya td d ktkn jodoh adlh cerminan diri,tp ada orng yg mngtkan crlh jdoh yg mmpyai sft yg berbda dgn kt?
Penulis?:
Yg di maksud cerminan diri bukan berarti dia sama persis seperti kita. Menikah itu mnyatukan dua hati,, mEnyatukan perbedaan, dan saling melengkapi ketidak sempurnaan. Yang di maksud cerminan diri itu biasanya pasti ada sifat dalam dirinya yg ada dalm diri kita. atau ketika kita adalah org yg penyabar dan Allah menjodohkan kita dng org yg pemarah, itu berarti Allah menghendaki kita untuk menjadi lebih sabar lagi, atau bisa jadi jodoh kita adalah ujian untuk kita. Wallahu'alam.
,"apakah manusia itu mengira bahawa mereka di biarkan saja mengatakan,"kami telah beriman,sedangkan mereka tidak di uji?Dan sesungguhnya kami telah menguji org2x yg ebelum mereka maka sesungguhnya Allah mengetahui org2x yg benar,dah sesungguhnya Dia mengetahui org2x yg berdusta" (Surah al-Ankabut,ayat 2-3.)
Siapapun jodoh kita nanti ,dialah orang yang telah Allah pilihkan untuk kita, Yang paling pantas untuk kita, dan paling baik untuk kita. Maka dari itu jemputlah jdohmu dengan jalan yang di ridhai-Nya bukan dengan jalan PACARAN yang di Murkai-Nya. Jika ia baik maka bersyukurlah.. Jika kurang baik bersabarlah... Tetap Berprasangka baik kepada Allah. Karena Allah adalah sesuai dengan Prasangka Hamba-Nya.
Ya Allah.. Penuhilah hati kami dengan Cahaya Cinta-Mu, agar tidak ada Cinta lain yang dapat membutakan mata hati Kami.
yA Allah.. Brikanlah kami Keistiqomahan dalam memperbaiki diri, Brusaha menjadi hambamu yang Shalih dan Shaliha..
Agar Kami pantas menjadi Pendamping hidup Seseorang yang menjadikan Cnta-Mu paling utama...
Amiiiin Ya Robbal Alamiiiin
Pertanyaan seperti itu pasti selalu terlintas di benak kita yang masih bertahan dengan status single. Pertanyaan siapa dia, dia dimana, dan seperti apa tanpa di sadari terkadang mengetuk-ketuk pintu hati. Ada perasaan gelisah dan khawatir.. akankah jodoh kita tidak sesuai harapan??
Firman Allah dalam QS An-Nur : 26 yang artinya :
"wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula)."
Dari ayat tersebut kita dapat menyimpulkan, sebelum meminta yang baik maka jadilah baik dulu, karena yang baik hanya untuk yang baik saja. Karena jodoh kita tidak lain adalah cerminan dari diri kita.
Itu berarti Jika kita inginkan yang shalih kita kudu berusaha jadi shaliha pula..
Sebelum kita mengharapkan Imam yang baik,, Kita pun harus bersedia jadi makmum yang baik bukan?? Jangan hanya menyibukkan diri dengan kriteria-kriteria dan tuntutan-tuntutan untuk calon pendamping kita, Tapi berusahalah jadi apa yang kita Kriteriakan dan kita tuntut tersebut, bISA?????
Ada yg bertanya :
Fulan : Tapi ukhty, saya sdh mencoba tapi hasilnya sia-sia.
Penulis : Lho.. Bukankah menjadi baik itu bukan untuk coba-coba, melainkan untuk di laksanakn dan di pertahankan. Kebaiakn itu tdk slalu di balas kebaikan oleh manusia, tp pasti di balas kebaikan oleh Allah.
Fulanah : tapi kalau kta dah usaha sebaik mungkin,taat,shalihah trus dpat suami yg berlawanan dengan qta apa itu cerminan dri qta?
Penulis: Mungkin kebaikan itu tdk terletak pd org yg kau pilih, melainkan jalan yg kau pilih (tidak pacaran) atau mungkin kebaikan itu terletak pada keikhlasanmu menerima ketentuan dr Allah.. Husnudzan selalu kepada-Nya.
Fulan : klo kita dh baik dah rjin solat rajin ibdah tpi dapetin cwe bawel,cwe ganjen,n cw yg suka ngobral cnta m orla,tu gmn?kta'a cnta cerminan diri kita?
Penulis :
Pada dasarnya apapun yg kita lakukan itu untuk mengharap rahmat dan ridha-Nya bukan? Tujuan utama kamu sholat,rajin ibadah,ngaji, itu untuk Allah bukan? Lalu apakah kita harus menyesal dengan semua amalan kita hanya karena jodoh kita tdk sesuai harapan? pd dasarnya baik atau buruk itu semua tetap bisa menjadi perantara kita meraih Surga . Maka dr itu Jika km hendak memilih Istri,, pilihlah yang baik agamnya.
Fulanah : tp knp kok ada wanita baik2 mndpt kn laki2 yg tdk baik..kalau bgto slah c'apa??apa itu bs d ktakn jdoh.
Brarti kasian wanita'y.
Adil kah?
Penulis:
Adil !! Allah Maha Adil.. Tidak ada yg salah, yg salah adalah apabila kita tdk ridha dng ketentuan-Nya dan cenderung menyalahkan Allah. Jika pasangan kamu baik itu hanya bonus dr Allah, Jika pasangan km tdk sesuai harapan meski km telah mnjadi baik, itu berarti Allah ingin menguji kesabarnmu, Jika pasangan kita baik namun kita mendzoliminya, justru akan mengundang Allah Murka, Namun jika pasangan kita berperangai buruk namun kita tetap menghargai dan sabar menerima Kehendak-Nya Niscaya Allah tdk akan menutup mata. Kebaikan itu tdk selalu di balas kebaikan, tp jangan berhenti menjadi baik dan berbuat baik.
Fulanah : klow jdohmu adlah cerminan drimu...Dan apkah mungkn jika dri yg masih blum bsa mjd hmba yg baik dhadapn-Nya tentu akan mendpt jodoh spt it pula atau bhkan lebih dr it...astaghfirullohal'adzim
Penulis:
Pada dasarnya dengan atau tanpa adanya nasihat yg mengatakan bahwa" Yang baik Akan Mendapatkan Yg baik" Kita harus tetap menjadi baik bukan? Jadilah baik bukan hanya karena ingin mendapatkan jodoh yg baik, tp karena ingin mendapat kebaikan dr Allah. Karena jika kita sudah benar-nbenar mencintai Allah, Kita tdk akan pernah menyalahkan-Nya atas apapun ketentuan-Nya untuk kita. Tetaplah berusaha menjadi yg terbaik, masalh hasil.. serahkan kepada Allah yg menentukan segalanya, jika kebahagiaan itu tdk kita dapat di dunia, semoga Kebahagiaan itu Allah hadiahkan di akhirat kelak,, Amiin.
Fulan :ukhti q mw tanya td d ktkn jodoh adlh cerminan diri,tp ada orng yg mngtkan crlh jdoh yg mmpyai sft yg berbda dgn kt?
Penulis?:
Yg di maksud cerminan diri bukan berarti dia sama persis seperti kita. Menikah itu mnyatukan dua hati,, mEnyatukan perbedaan, dan saling melengkapi ketidak sempurnaan. Yang di maksud cerminan diri itu biasanya pasti ada sifat dalam dirinya yg ada dalm diri kita. atau ketika kita adalah org yg penyabar dan Allah menjodohkan kita dng org yg pemarah, itu berarti Allah menghendaki kita untuk menjadi lebih sabar lagi, atau bisa jadi jodoh kita adalah ujian untuk kita. Wallahu'alam.
,"apakah manusia itu mengira bahawa mereka di biarkan saja mengatakan,"kami telah beriman,sedangkan mereka tidak di uji?Dan sesungguhnya kami telah menguji org2x yg ebelum mereka maka sesungguhnya Allah mengetahui org2x yg benar,dah sesungguhnya Dia mengetahui org2x yg berdusta" (Surah al-Ankabut,ayat 2-3.)
Siapapun jodoh kita nanti ,dialah orang yang telah Allah pilihkan untuk kita, Yang paling pantas untuk kita, dan paling baik untuk kita. Maka dari itu jemputlah jdohmu dengan jalan yang di ridhai-Nya bukan dengan jalan PACARAN yang di Murkai-Nya. Jika ia baik maka bersyukurlah.. Jika kurang baik bersabarlah... Tetap Berprasangka baik kepada Allah. Karena Allah adalah sesuai dengan Prasangka Hamba-Nya.
Ya Allah.. Penuhilah hati kami dengan Cahaya Cinta-Mu, agar tidak ada Cinta lain yang dapat membutakan mata hati Kami.
yA Allah.. Brikanlah kami Keistiqomahan dalam memperbaiki diri, Brusaha menjadi hambamu yang Shalih dan Shaliha..
Agar Kami pantas menjadi Pendamping hidup Seseorang yang menjadikan Cnta-Mu paling utama...
Amiiiin Ya Robbal Alamiiiin
Jumat, 24 Juni 2011
HIKMAH MENYUSUI (ASI)
Susuilah Anakmu Wahai Ibu..
Sebuah kenyataan bila kita katakan bahwa ada kalangan wanita baik yang hidup dizaman sekarang maupun dahulu yang enggan untuk menyusui anak-anaknya, dengan berbagai macam alasan yang tidak dapat dibenarkan secara syar’i. Contoh yang sering terjadi adalah keengganannya karena dikhawatirkan akan merusak keindahan bentuk payudaranya adalagi karena faktor kesibukannya sebagai wanita karir. Kalau sudah begini maka susu kalenglah yang menjadi andalan untuk dikonsumsi anak-anaknya. Berbeda halnya bila si Ibu menderita sakit yang menyebabkan ASI nya tidak keluar sama sekali.
Anak mempunyai hak tetap atas kedua orang tuanya, yaitu dipelihara, dikasihi dan dididik. dari sini, Alloh Subhanahu Wa Ta’ala dalam Al Qur’an telah menganjurkan kepada setiap ibu baik yang masih berstatus sebagai isteri atau telah dicerai untuk memperhatikan penyusuan anaknya, sebagaimana firman-Nya:
“Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan…”
(QS. Al Baqoroh: 233)
Hendaklah dalam menyusui anak-anaknya, para ibu senantiasa mengharapkan pahala dari Alloh Ta’ala sehingga kelak diharapkan anak-anak yang disusuinya akan menjadi orang yang mentauhidkan Alloh Subhanahu wa Ta’ala sekaligus ta’at kepada Nya.
Diriwayatkan bahwa Amr bin Abdillah berkata kepada wanita yang menyusui anaknya: “Janganlah engkau menyusui anakmu seperti binatang ternak menyusui anaknya; ia lembut kepadanya dan menyusuinya karena belas kasihan. Tetapi susuilah dia dengan mengharapkan pahala dari Allah, dan aagar ia dengan penyusuanmu yang mudah-mudahan ia menjadi orang yang mentauhidkan (mengesakan) Alloh dan beribadah kepadaNya.” (Lihat Audatul Hijab (II/515))
Adapun mengenai hukum menyusui ini, jumhur fuqaha’ berpendapat bahwa perintah menyusui ini bersifat anjuran dan ibu tidak berkewajiban menyusui anaknya. Kecuali bila telah dicarikan orang yang bersedia menyusuinya tetapi si bayi tidak mau menerima susunya, atau ayah tidak mampu mengupah orang yang menyusuinya. Mereka beragumen tentang kesunnahannya dengan firman Alloh Subhanahu wa ta’ala:
“Dan jika kamu menemui kesulitan maka perempuan lain boleh menyusukan (anak itu) untuknya.”
(QS. Ath Thalaaq: 6)
Menurut madzhab Malik, menyusui adalah wajib atas ibu pada saat masih berstatus sebagai isteri.
Dalam kisah seorang wanita al Ghamidiyyah yang hamil karena berzina, dia datang kepada nabi Shalallahu Alaihi Wassalam agar beliau menerapkan hukuman atasnya, Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam berkata kepadanya:”Tidak pergilah sampai engkau melahirkan.” Ketika telah lahir melahirkan, dia datang lagi membawa bayinya dalam sobekan kain seraya meengatakan: “Ini, aku teelah melahirkan.” Beliau bersabda:”Pergilah dan susuilah hingga engkau menyapihnya.” Ketika ia telah menyapihnya, dia datang kepada beeliau dengan membawa anaknya yang meemegang secuil roti seraya mengatakan: “Ini, wahai Nabi Alloh, aku telah menyapihnya dan ia sudaah makan makaanan.” Akhirnya beliau menyerahkan anak ini kepada seorang muslim, kemudian memerintahkan untuk menggali lobang bagi wanita ini sampai daadanya, dan memerintahkan orang-orang merajamnya (melemparnya dengan batu).
(HR Muslim, Abu Dawud, Ahmad, Al Baihaqi, dan Ad Daruquthni)
Renungkanlah apa yang diriwayatkan Abu Umamah Radhiallahu Anhu, ia menuturkan:”Aku mendengar rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam bersabda: ‘Ketika aku sedang tidur, tiba-tiba dua orang datang lalu memegang jari telunjukku…’ hingga akhir hadist yang didalamnya disebutkan:
“Kemudian ia membawaku pergi. Tiba-tiba aku melihat kaum wanita yang buah dada mereka digigit ular. Maka aku bertanya:’Mengapa mereka? Ia menjawab:’Mereka adalah para wanita yang menghalangi anak-anak dari air susu mereka (tidak mau menyusui anak-anaknya)”
(Shahih, HR. Ibnu Kahizamah dan al Hakim)
Amirul Mukminin Umar bin Khatab Radhiallahu Anhu pernah tidak mewajibkan anak disusui hingga disapih, lalu beliau mengoreksi pendapatnya dan mewajibkannya sejak kelahirannya hingga masa penyusuannya berlangsung lama. Ketika Umar berkeliling pada suatu malam di mushalla (tanah lapang yang biasa dipakai shalat ‘Ied), seorang anak menangis, maka beliau berkata kepada ibunya “Susuilah!” Ia menjawab: “Amirul Mukminin tidak mewajibkan anak disusui hingga disapih, dan aku telah meenyapihya.” Maka Umar berkata:”Aku hampir saja membunuhnya. Susuilah! Sebab Amirul Mukminin akan mewajibkan untuknya.” Kemudian Umar mewajibkan setelah itu supaya anak disusui sejak dilahirkan.
(HR. Abdurrazaq)
Mudah-mudahan menjadi bahan renungan bagi para muslimah semua terutama bagi para ibu yang terpaksa harus bekerja diluar rumah agar jangan sampai meninggalkan perhatian mereka terhadap urusan penyusuan anaknya, dan kepada kita para bapak hendaklah untuk tetap selalu mengingatkan istri-istri kita. Wallohu ta’ala a’lam.
Sebuah kenyataan bila kita katakan bahwa ada kalangan wanita baik yang hidup dizaman sekarang maupun dahulu yang enggan untuk menyusui anak-anaknya, dengan berbagai macam alasan yang tidak dapat dibenarkan secara syar’i. Contoh yang sering terjadi adalah keengganannya karena dikhawatirkan akan merusak keindahan bentuk payudaranya adalagi karena faktor kesibukannya sebagai wanita karir. Kalau sudah begini maka susu kalenglah yang menjadi andalan untuk dikonsumsi anak-anaknya. Berbeda halnya bila si Ibu menderita sakit yang menyebabkan ASI nya tidak keluar sama sekali.
Anak mempunyai hak tetap atas kedua orang tuanya, yaitu dipelihara, dikasihi dan dididik. dari sini, Alloh Subhanahu Wa Ta’ala dalam Al Qur’an telah menganjurkan kepada setiap ibu baik yang masih berstatus sebagai isteri atau telah dicerai untuk memperhatikan penyusuan anaknya, sebagaimana firman-Nya:
“Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan…”
(QS. Al Baqoroh: 233)
Hendaklah dalam menyusui anak-anaknya, para ibu senantiasa mengharapkan pahala dari Alloh Ta’ala sehingga kelak diharapkan anak-anak yang disusuinya akan menjadi orang yang mentauhidkan Alloh Subhanahu wa Ta’ala sekaligus ta’at kepada Nya.
Diriwayatkan bahwa Amr bin Abdillah berkata kepada wanita yang menyusui anaknya: “Janganlah engkau menyusui anakmu seperti binatang ternak menyusui anaknya; ia lembut kepadanya dan menyusuinya karena belas kasihan. Tetapi susuilah dia dengan mengharapkan pahala dari Allah, dan aagar ia dengan penyusuanmu yang mudah-mudahan ia menjadi orang yang mentauhidkan (mengesakan) Alloh dan beribadah kepadaNya.” (Lihat Audatul Hijab (II/515))
Adapun mengenai hukum menyusui ini, jumhur fuqaha’ berpendapat bahwa perintah menyusui ini bersifat anjuran dan ibu tidak berkewajiban menyusui anaknya. Kecuali bila telah dicarikan orang yang bersedia menyusuinya tetapi si bayi tidak mau menerima susunya, atau ayah tidak mampu mengupah orang yang menyusuinya. Mereka beragumen tentang kesunnahannya dengan firman Alloh Subhanahu wa ta’ala:
“Dan jika kamu menemui kesulitan maka perempuan lain boleh menyusukan (anak itu) untuknya.”
(QS. Ath Thalaaq: 6)
Menurut madzhab Malik, menyusui adalah wajib atas ibu pada saat masih berstatus sebagai isteri.
Dalam kisah seorang wanita al Ghamidiyyah yang hamil karena berzina, dia datang kepada nabi Shalallahu Alaihi Wassalam agar beliau menerapkan hukuman atasnya, Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam berkata kepadanya:”Tidak pergilah sampai engkau melahirkan.” Ketika telah lahir melahirkan, dia datang lagi membawa bayinya dalam sobekan kain seraya meengatakan: “Ini, aku teelah melahirkan.” Beliau bersabda:”Pergilah dan susuilah hingga engkau menyapihnya.” Ketika ia telah menyapihnya, dia datang kepada beeliau dengan membawa anaknya yang meemegang secuil roti seraya mengatakan: “Ini, wahai Nabi Alloh, aku telah menyapihnya dan ia sudaah makan makaanan.” Akhirnya beliau menyerahkan anak ini kepada seorang muslim, kemudian memerintahkan untuk menggali lobang bagi wanita ini sampai daadanya, dan memerintahkan orang-orang merajamnya (melemparnya dengan batu).
(HR Muslim, Abu Dawud, Ahmad, Al Baihaqi, dan Ad Daruquthni)
Renungkanlah apa yang diriwayatkan Abu Umamah Radhiallahu Anhu, ia menuturkan:”Aku mendengar rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam bersabda: ‘Ketika aku sedang tidur, tiba-tiba dua orang datang lalu memegang jari telunjukku…’ hingga akhir hadist yang didalamnya disebutkan:
“Kemudian ia membawaku pergi. Tiba-tiba aku melihat kaum wanita yang buah dada mereka digigit ular. Maka aku bertanya:’Mengapa mereka? Ia menjawab:’Mereka adalah para wanita yang menghalangi anak-anak dari air susu mereka (tidak mau menyusui anak-anaknya)”
(Shahih, HR. Ibnu Kahizamah dan al Hakim)
Amirul Mukminin Umar bin Khatab Radhiallahu Anhu pernah tidak mewajibkan anak disusui hingga disapih, lalu beliau mengoreksi pendapatnya dan mewajibkannya sejak kelahirannya hingga masa penyusuannya berlangsung lama. Ketika Umar berkeliling pada suatu malam di mushalla (tanah lapang yang biasa dipakai shalat ‘Ied), seorang anak menangis, maka beliau berkata kepada ibunya “Susuilah!” Ia menjawab: “Amirul Mukminin tidak mewajibkan anak disusui hingga disapih, dan aku telah meenyapihya.” Maka Umar berkata:”Aku hampir saja membunuhnya. Susuilah! Sebab Amirul Mukminin akan mewajibkan untuknya.” Kemudian Umar mewajibkan setelah itu supaya anak disusui sejak dilahirkan.
(HR. Abdurrazaq)
Mudah-mudahan menjadi bahan renungan bagi para muslimah semua terutama bagi para ibu yang terpaksa harus bekerja diluar rumah agar jangan sampai meninggalkan perhatian mereka terhadap urusan penyusuan anaknya, dan kepada kita para bapak hendaklah untuk tetap selalu mengingatkan istri-istri kita. Wallohu ta’ala a’lam.
Kamis, 23 Juni 2011
TINGKATAN CINTA BERSAMA-MU
Tingkat Cinta
Ada 3 macam cinta di dalam hidup ini :
1. Cinta tertinggi adalah cinta kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dan Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam
2. Cinta tengah adalah cinta kepada orang tua, saudara, suami/isteri, kerabat karena Allah Subhanahu wa Ta'ala
3. Cinta terendah adalah cinta yang menomorduakan Allah Subhanahu wa Ta'ala dan Rasul-Nya.
Tanda-Tanda Cinta
Saudaraku kaum muslimin, ulama Ibnu Qayim Al Jauziah mendefinisikan seseorang dikatakan sedang dilanda cinta bila telah ada tanda-tanda :
1. Menghujamkan pandangan mata
Dapatlah kita ketahui orang yang dimabuk cinta akan selalu memandang kepada yang dicinta.
2. Malu-malu bila yang dicinta memandangnya
Itulah salah satu sebab mengapa Rasulullah Shalallahu 'Alaihi wa Sallam melarang shalat dengan menengadah ke atas , namun haruslah menunduk ke bawah sebagai adab menghadap Yang Maha Tinggi. Bahkan rajapun akan marah bila pengikutnya berani menatap wajahnya dan tidak menunduk ke bawah sebagai tanda hormat dan segan.
3. Banyak mengingat dan membicarakan dan menyebut namanya
"Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu memerangi pasukan (musuh) maka berteguh hatilah kamu dan sebutlah (nama) Allah sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung. (QS. Al Anfal : 45)
4. Tunduk pada perintah yang dicinta dan mendahulukannya daripada kepentingan sendiri.
Katakanlah : Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku (Muhammad), niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun Maha Penyayang. (QS. Ali Imran :31)
5. Memperhatikan perkataan yang dicinta dan mendengarkannya Bacalah Al Qur'an kepadaku.Adakah saya membacakannya kepada engkau, padahal ia ditur
unkan kepada engkau?
Rasulullah Shalallahu 'Alaihi wa Sallam menjawab, Aku suka diriku mendengarkannya dari orang lain.
Maka saya membacakan sejak permulaan hingga ayat :Maka bagaimanakah (keadaan orang-orang kafir nanti) apabila Kami mendatangkan seseorang saksi (rasul) dati tiap-tiap ummat dan Kami mendatangkan kamu (Muhammad) sebagai saksi atas mereka itu (sebagai ummatmu). (QS. An Nisaa: 41). Beliau bersabda, Cukup sampai di situ.Maka saya mengangkat kepala memandang beliau, yang ternyata beliau meneteskan air mata. (HR. Bukhari & Muslim)
6. Mencintai rumah dan tempat kekasih
Ribuan kaum muslimin setiap tahunnya mendatangi Ka'bah. Mereka meninggalkan negeri mereka menuju Mekkah demi memenuhi panggilan Allah Subhanahu wa Ta'ala. (QS. 2:26-27)
7. Mencintai apapun yang dicintai kekasih
Anas bin Malik menyenangi labu, karena dia melihat Nabi Shalallahu Alaihi wa Sallam selalu memandang ke arah hidangan labu di atas mangkuk.
8. Berkurban untuk mendapatkan keridhaan yang dicintaNabi itu (hendaknya) lebih utama bagi orang-orang mu'min dan dari diri mereka sendiri.(QS.Al Ahzab : 6)
Cinta Sejati
Mengapakah saudaraku kaum muslimin seringkali kembali kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala hanya bila ditimpa kesusahan saja, sedang dikala senang engkau tertawa sepuasnya hingga lupa akan Allah Subhanahu wa T'a'ala. Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta'ala selalu bersama hamba-hambaNya dikala suka dan duka Sadarkah kau, Allah Subhanahu wa Ta'alaitu kekal, sedangkan makhluk-Nya dapat binasa. Bagaimana mungkin engkau mengharapkan cinta manusia yang tak kekal, terlebih mencintai manusia yang dia sendiripun tak tahu sampai kapan akan memberikan cintanya kepadamu
Yang demikian itu akan membuatmu terombang-ambing pada cinta yang tak jelas adanya, menimbulkan kesengsaraan dan penderitaan dalam hatimu. Sampai kapankah engkau akan terus dalam keadaan seperti ini? Rasulullah Shalallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda :
Paling kuat tali hubungan keimanan ialah cinta karena Allah dan benci karena Allah. (HR.Athabrani)
Engkau akan sangat rugi bila memperturutkan cinta nafsumu. Cinta nafsu itu akan hilang seiring dengan waktu, sedang cinta Allah Subhanahu wa Ta'alaitu kekal. Sejak engkau berupa setetes mani hingga kelak engkau di surga atau neraka, Allah Subhanahu wa Ta'ala-lah yang selalu bersamamu. Orang tua hanya menemanimu sejak engkau lahir hingga kematianmu. Demikian pula kekasih, hanya bersamamu dalam beberapa masa.
Saudaraku, dalam satu hati tidak mungkin ada dua cinta, salah satunya harus kau keluarkan dari hatimu. Ingatlah, barangsiapa mencintai selain Allah Subhanahu wa Ta'ala, maka ia akan disiksa denga cinta kepada selain-Nya itu. Bila engkau rasakan gelisah setiap hari karena si dia, hati berdebar tak tenteram, kerinduan yang menyesakkan dada, maka berhati-hatilah karena bisa jadi siksa Allah Subhanahu wa Ta'ala itu, telah diturunkan atasmu. Pada hatimu.
Wallahu 'Alam
Ada 3 macam cinta di dalam hidup ini :
1. Cinta tertinggi adalah cinta kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dan Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam
2. Cinta tengah adalah cinta kepada orang tua, saudara, suami/isteri, kerabat karena Allah Subhanahu wa Ta'ala
3. Cinta terendah adalah cinta yang menomorduakan Allah Subhanahu wa Ta'ala dan Rasul-Nya.
Tanda-Tanda Cinta
Saudaraku kaum muslimin, ulama Ibnu Qayim Al Jauziah mendefinisikan seseorang dikatakan sedang dilanda cinta bila telah ada tanda-tanda :
1. Menghujamkan pandangan mata
Dapatlah kita ketahui orang yang dimabuk cinta akan selalu memandang kepada yang dicinta.
2. Malu-malu bila yang dicinta memandangnya
Itulah salah satu sebab mengapa Rasulullah Shalallahu 'Alaihi wa Sallam melarang shalat dengan menengadah ke atas , namun haruslah menunduk ke bawah sebagai adab menghadap Yang Maha Tinggi. Bahkan rajapun akan marah bila pengikutnya berani menatap wajahnya dan tidak menunduk ke bawah sebagai tanda hormat dan segan.
3. Banyak mengingat dan membicarakan dan menyebut namanya
"Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu memerangi pasukan (musuh) maka berteguh hatilah kamu dan sebutlah (nama) Allah sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung. (QS. Al Anfal : 45)
4. Tunduk pada perintah yang dicinta dan mendahulukannya daripada kepentingan sendiri.
Katakanlah : Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku (Muhammad), niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun Maha Penyayang. (QS. Ali Imran :31)
5. Memperhatikan perkataan yang dicinta dan mendengarkannya Bacalah Al Qur'an kepadaku.Adakah saya membacakannya kepada engkau, padahal ia ditur
unkan kepada engkau?
Rasulullah Shalallahu 'Alaihi wa Sallam menjawab, Aku suka diriku mendengarkannya dari orang lain.
Maka saya membacakan sejak permulaan hingga ayat :Maka bagaimanakah (keadaan orang-orang kafir nanti) apabila Kami mendatangkan seseorang saksi (rasul) dati tiap-tiap ummat dan Kami mendatangkan kamu (Muhammad) sebagai saksi atas mereka itu (sebagai ummatmu). (QS. An Nisaa: 41). Beliau bersabda, Cukup sampai di situ.Maka saya mengangkat kepala memandang beliau, yang ternyata beliau meneteskan air mata. (HR. Bukhari & Muslim)
6. Mencintai rumah dan tempat kekasih
Ribuan kaum muslimin setiap tahunnya mendatangi Ka'bah. Mereka meninggalkan negeri mereka menuju Mekkah demi memenuhi panggilan Allah Subhanahu wa Ta'ala. (QS. 2:26-27)
7. Mencintai apapun yang dicintai kekasih
Anas bin Malik menyenangi labu, karena dia melihat Nabi Shalallahu Alaihi wa Sallam selalu memandang ke arah hidangan labu di atas mangkuk.
8. Berkurban untuk mendapatkan keridhaan yang dicintaNabi itu (hendaknya) lebih utama bagi orang-orang mu'min dan dari diri mereka sendiri.(QS.Al Ahzab : 6)
Cinta Sejati
Mengapakah saudaraku kaum muslimin seringkali kembali kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala hanya bila ditimpa kesusahan saja, sedang dikala senang engkau tertawa sepuasnya hingga lupa akan Allah Subhanahu wa T'a'ala. Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta'ala selalu bersama hamba-hambaNya dikala suka dan duka Sadarkah kau, Allah Subhanahu wa Ta'alaitu kekal, sedangkan makhluk-Nya dapat binasa. Bagaimana mungkin engkau mengharapkan cinta manusia yang tak kekal, terlebih mencintai manusia yang dia sendiripun tak tahu sampai kapan akan memberikan cintanya kepadamu
Yang demikian itu akan membuatmu terombang-ambing pada cinta yang tak jelas adanya, menimbulkan kesengsaraan dan penderitaan dalam hatimu. Sampai kapankah engkau akan terus dalam keadaan seperti ini? Rasulullah Shalallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda :
Paling kuat tali hubungan keimanan ialah cinta karena Allah dan benci karena Allah. (HR.Athabrani)
Engkau akan sangat rugi bila memperturutkan cinta nafsumu. Cinta nafsu itu akan hilang seiring dengan waktu, sedang cinta Allah Subhanahu wa Ta'alaitu kekal. Sejak engkau berupa setetes mani hingga kelak engkau di surga atau neraka, Allah Subhanahu wa Ta'ala-lah yang selalu bersamamu. Orang tua hanya menemanimu sejak engkau lahir hingga kematianmu. Demikian pula kekasih, hanya bersamamu dalam beberapa masa.
Saudaraku, dalam satu hati tidak mungkin ada dua cinta, salah satunya harus kau keluarkan dari hatimu. Ingatlah, barangsiapa mencintai selain Allah Subhanahu wa Ta'ala, maka ia akan disiksa denga cinta kepada selain-Nya itu. Bila engkau rasakan gelisah setiap hari karena si dia, hati berdebar tak tenteram, kerinduan yang menyesakkan dada, maka berhati-hatilah karena bisa jadi siksa Allah Subhanahu wa Ta'ala itu, telah diturunkan atasmu. Pada hatimu.
Wallahu 'Alam
FILE KHUTABAH NIKAH
KHUTBAH NIKAH
OLEH :Alhallaj Riki, M.H.I
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله رب العالمين نحمده ونستعينه ونستغفره ونعود بالله من شرور انفسنا وسيئات اعمالنا من يهدالله فلامضل له ومن يضلل فلاهادي له أشهدأن لا إله إلا الله وحده لا شريك له وأشهدأن محمدا عبده ورسوله اللهم صل وسلم على محمد وعلى آله وأصحابه اجمعين وقال تعالى: يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وقال تعالى وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً ۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ.وقال النبي صلى الله عليه وسلم: الدنيا متاع وخير متاعها المرءة الصالحة
Alhamdulillah dengan izin Allah swt. Kita semua sekarang bisa berkumpul di Tempat yang mulya ini dalam rangka menyaksikan berlangsungnya upacara walimatul ‘urusy antara adinda …………
Upacara akad nikah yang telah kita saksikan bersama tadi adalah merupakan satu bukti kalau kedua pasangan penganten itu sangat menjunjung tinggi ketaatan kepada Syari’at Islam, suatu tuntunan dan pedoman yang digariskan oleh Allah Swt. dan RasulNya nabi Muhammad Saw.
Hadhirin wa hadhirat para tamu undangan rahimakumullah
Perlu diketahui bahwa pernikahan adalah salah satu ibadah yang mempunyai sifat, tujuan, dan hakekat yang sangat mulya. Walaupun hukum pernikahan untuk kaum pria yang sudah baligh, dewasa ada 5 alternatif, yaitu: wajib, sunnah, haram, makruh, dan mubah, tetapi karena melihat betapa pentingnya pernikahan bagi kaum pria yang sudah ada ikatan, rata-rata hukumnya wajib. Oleh karena itu ada 3 syarat yang jadi pegangan, yaitu: 1) mampu menanggung kewajiban rumah tangga, termasuk memberi nafkah lahir dan batin. 2) tidak akan melakukan kekerasan/kekejaman kepada seorang istrinya (KDRT), 3) merasa yakin akan jatuh ke dalam jurang kemaksiatan bila tidak segera menikah
Adinda …………………………………………..
Ibadah Pernikahan adalah ibadah yang sangat sakral (suci), tidak sekedar hanya untuk bersenang-senang dan pelengkap hidup seseorang. Oleh karena tidak layak apabila ibadah yang satu ini dibikin permainan atau sekedar main-main saja. Dengan demikian khatib mengajak kepada kedua calon mempelai agar meluruskan niat karena Allah. Niatkan dalam hati kalian berdua bahwa pernikahan adalah ibadah yang disyari’atkan Allah dan RasulNya. Insya Allah dengan niat yang ikhlas, segala beban permasalahan kehidupan rumah tangga, baik yang dianggap menyenangkan maupun yang dianggap menyusahkan kalian berdua, akan menjadi kenikmatan sendiri. Logikanya adalah kalau sesuatu yang menyusahkan saja nikmat, apalagi sesuatu yang menyenangkan.
Adinda ………………………………………..
Tujuan pernikahan adalah untuk membentuk keluarga yang sakinah, mawaddah wa rahmah, yaitu keluarga yang bahagia, tentram lahir-batin, dan dipenuhi saling cinta dan kasih sayang antar mereka. Sebagaimana Allah berfirman di dalam alQur’an:
وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً ۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir. (Qs.Ar Ruum:21)
Untuk mencapai keluarga yang sakinah, mawaddah wa rahmah, paling tidak ada 5 syarat yang harus dipenuhi. Ke 5 syarat tersebut adalah sebagai berikut :
1. Suami dan Istri harus rajin mempelajari Ilmu Agama
Dalam UU. Perkawinan 1974 dinyatakan bahwa tujuan perkawinan adalah membentuk keluarga yang bahagia dan kekal. Karena itu suami-istri harus saling melengkapi dan saling membantu setiap kekurangan masing-masing pihak. Disamping itu faktor ajaran Islam adalah unsur pokok yang paling penting dalam pembinaan rumah tangga yang bahagia, sebab ajaran Islam memberikan petunjuk antara yang baik dan yang buruk, antara yang menguntungkan dan merugikan, yang akhirnya memberikan semacam pegangan dalam hidup dan kehidupan, bagaimana sikap jiwa sewaktu mendapat nikmat dan ketika mendapat musibah. Inilah pentingnya mempelajari ajaran Agama Islam.
Oleh karena itu sempatkan setiap hari untuk mempelajari Islam, baik melalui pengajian di Majlis ta’lim, ceramah-ceramah agama di radio, TV, atau membaca buku-buku Agama. Sebab semakin banyak mempelajari Ilmu Agama, maka semakin dewasa pula dalam menghadapi berbagai persoalan hidup.
2. Mengutamakan Akhlak dan kesopanan
Unsur kedua rumah tangga bahagia itu ialah terciptanya hubungan yang harmonis sesama keluarga, antara suami-istri, antara anak-anak dengan orang tuanya, juga dengan masyarakat lainnya. Yang tua mengasihi yang muda dan yang muda menghormati yang tua. Suami menyayangi istrinya, dan Istrinya menghormati suaminya.
Sikap mengasihi dan menghormati ini digariskan oleh Rasulullah Saw. dalam haditsNya:
ليس منا من لم يوقر كبيرنا ولم يرحم صغيرنا
Tidaklah termasuk umat kami orang-orang yang tidak menghormati orang yang lebih tua, dan orang-orang yang tidak menyayangi orang yang lebih muda dari kami (HR.Ahmad dan Bukhori)
3. Harmonis dalam Pergaulan
Dalam rumah tangga bahagia, senantiasa tergalang pergaulan yang harmonis antara sesama keluarga. Semuanya menempatkan diri laksana awak kapal yang sedang mengarungi samudra luas dan penuh gelombang, masing-masing sejak dari kapten, awak kapal, penjaga mesin, dan tukang masak menjalankan tugas dengan gembira dan bertanggungjawab demi untuk keselamatan bersama.
Artinya adalah setiap anggota keluarga rukun dan mesra dan tidak saling curiga-mencurigai, salah-menyalahkan dsb. Apabila terjadi kericuhan dalam rumah tangga selalu diselesaikan dengan musyawarah secara kekeluargaan dengan menjauhkan akibatnya yang merupakan bom waktu dan dapat meledak sewaktu-waktu.
4. Hemat dan Hidup Sederhana
Unsur keempat ialah hemat dan hidup sederhana. Sebagaian besar kehancuran rumah tangga karena pemborosan dan keroyalan hidup, tidak berhemat, dan tidak memikirkan hari esok, tidak mengerti ada musim hujan dan musim panas.
Hawa nafsu ingin hidup mewah tidak seimbang dengan sumber yang ada, sehingga timbullah satu keadaan yang gawat di rumah tangga itu. Besar pasak daripada tiang. Ajaran Islam selalu memperingatkan supaya manusia hidup Qon’ah, yaitu merasa cukup dengan rizki yang ada, serta menyesuaikan dengan keadaan kita sendiri dan tidak perlu mencontoh orang lain.
5. Menyadari Kekurangan Sendiri
Unsur kelima dalam pembinaan rumah tangga bahagia ialah menyadari kekurangan sendiri. Banyak orang terlalu rajin melihat kekurangan orang lain, tetapi jarang sekali melihat kekurangan dirinya. Karena Setiap orang pasti mempunyai kelebihan dan kekurangan; apabila setiap pemimpin rumah tangga menyadari ini sepenuhnya, maka dapatlah dihindarkan perasaan benar sendiri.
Itulah sebabnya ahli hikmah sering menasehati, agar setiap orang itu sering mengaca sendiri, supaya dia tahu dimana kelebihannya dan dimana kekurangannya. Apabila orang itu sudah menyadari dirinya, dia akan selalu mawas diri dan akhirnya berusaha memperbaikinya dan bertaubat. Dengan demikian smg perkawinan Adinda …………………….. akan tetap kekal selama-lamanya. Amiin
Wallahu 'Alam..
Rabu, 22 Juni 2011
WALI DALAM THALAQ
Pelajaran kaidah wali dalam thalaq
Qur’an surah al.baqoroh ayat 232
“Apabila kamu menthalaq istri-istrimu, lalku habis ‘iddahnya. Maka janganlah kamu (para wali) menghalangi kawin lagi dengan bakal suaminya, apabila telah terdapat kerelaan diantara mereka dengan cara ma’ruf. Itulah yang dinasehatkan kepada orang-orang yang beriman diantara kamu kepada Allah dan hari kemudian. Itu lebih baik bagimu dan lebih suci, Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui”.
Makna:
menghalangi kawin lagi dengan bakal suaminya dengan kawin lagi dengan bekas suami atau dengan laki-laki yang lain.
Asbabun nuzul:
Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa Ma’qil bin yasar mengawinkan saudarnya kepada laki-laki muslim. Beberapa lam kemudian, dicerainya dengan satu thalaq. Setelah habis ‘iddahnya, mereka berdua ingin kembali. Maka datanglah laiki-laki tadi dengan Umar bin Khattab untuk meminangnya. Ma’qil menjawab: “Hai orang celaka! Aku memuliakan kau, dan akau kawinkan kau dengan saudaraku, tapi kau ceraikan dia. Demi Allah, ia tidak akan kukembalikan kepadamu”. Maka turunlah ayat tersebut yang melarang wali menghalangi menghalangi hasrat perkawinan orang itu.
Ketika Ma’qil mendengar ayat itu, ia berkata: “Aku dengar dan kuta’ati Tuhanku”. Ia memanggil orang itu dan berkata: “Aku kawinkan kau kepadanya dan aku memulikan kau”.
Hal ini diriwayatkan oleh al-bukhari, abu daud, tirmidzi dan lain-lainya yang bersumber dari Ma’qil bin yasar. Dan diriwayatkan pula oleh ibnu marduwaih dari beberapa sumber.
Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa turunya ayat ini berkenaan dengan Jabir al-Anshari yang mempunyai saudaramisan yang telah diceraikan oleh suaminya satu thalaq. Setelah habis ‘iddahnya, bekas suaminya dating kembali, akan tetapi Jabir tidak mau meluluskan pinangannya, padahal si wanita itu ingin kembali kepada bekas suaminya. Ayat ini turun dengan melarang wali menghalangi hasrat perkawinan kedua orang itu.
Hal ini diriwayatkan oelh al-bukhari, abu daud, dan tirmidzi yang bersumber dari as-suddi. Riwayat yang bersumber dari Ma’qil lebih shahih dan lebih kuat.
Wa'llahu 'Alam..
Qur’an surah al.baqoroh ayat 232
“Apabila kamu menthalaq istri-istrimu, lalku habis ‘iddahnya. Maka janganlah kamu (para wali) menghalangi kawin lagi dengan bakal suaminya, apabila telah terdapat kerelaan diantara mereka dengan cara ma’ruf. Itulah yang dinasehatkan kepada orang-orang yang beriman diantara kamu kepada Allah dan hari kemudian. Itu lebih baik bagimu dan lebih suci, Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui”.
Makna:
menghalangi kawin lagi dengan bakal suaminya dengan kawin lagi dengan bekas suami atau dengan laki-laki yang lain.
Asbabun nuzul:
Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa Ma’qil bin yasar mengawinkan saudarnya kepada laki-laki muslim. Beberapa lam kemudian, dicerainya dengan satu thalaq. Setelah habis ‘iddahnya, mereka berdua ingin kembali. Maka datanglah laiki-laki tadi dengan Umar bin Khattab untuk meminangnya. Ma’qil menjawab: “Hai orang celaka! Aku memuliakan kau, dan akau kawinkan kau dengan saudaraku, tapi kau ceraikan dia. Demi Allah, ia tidak akan kukembalikan kepadamu”. Maka turunlah ayat tersebut yang melarang wali menghalangi menghalangi hasrat perkawinan orang itu.
Ketika Ma’qil mendengar ayat itu, ia berkata: “Aku dengar dan kuta’ati Tuhanku”. Ia memanggil orang itu dan berkata: “Aku kawinkan kau kepadanya dan aku memulikan kau”.
Hal ini diriwayatkan oleh al-bukhari, abu daud, tirmidzi dan lain-lainya yang bersumber dari Ma’qil bin yasar. Dan diriwayatkan pula oleh ibnu marduwaih dari beberapa sumber.
Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa turunya ayat ini berkenaan dengan Jabir al-Anshari yang mempunyai saudaramisan yang telah diceraikan oleh suaminya satu thalaq. Setelah habis ‘iddahnya, bekas suaminya dating kembali, akan tetapi Jabir tidak mau meluluskan pinangannya, padahal si wanita itu ingin kembali kepada bekas suaminya. Ayat ini turun dengan melarang wali menghalangi hasrat perkawinan kedua orang itu.
Hal ini diriwayatkan oelh al-bukhari, abu daud, dan tirmidzi yang bersumber dari as-suddi. Riwayat yang bersumber dari Ma’qil lebih shahih dan lebih kuat.
Wa'llahu 'Alam..
PERIHAL THALAQ
Pelajaran talaq (cerai, pisah) dalam ikatan pernikahan
Qur’an surah al.baqoroh ayat 228“wanita-wanita yang ditalaq hendaklah menahan diri (menunggu) tiga kali quru’! tidak boleh mereka menyembunyikan apa yang dijadikan Allah dalam rahimnya, jika mereka beriman kepada Allah dan hari akhirt. Dan suami-suaminya hendaknya merujukinya dalam masa menanti itu, jika mereka (para suami) itu menghendaki ishlah. Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma’ruf. Akan tetapi para suami mempunyai satu tingkatan kelebihan daripada istrinya. Dan Allah Maha kuasa lagi Maha Bijaksana”.
Makna:tiga kali quru’ iaah diartikan dengan tiakali suci atau tiga kali haidh.
para suami mempunyai satu tingkatan kelebihan daripada istrinya ialah disebabkan karena suami bertanggun jawab terhadap keselamatan dan kesejhteraan rumah tangga.(qur’an surah annisa ayat 34).
Asbabun nuzul:
Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa asma bin yazid bin as-sakan al-anshariyyah berkata mengenai turunya ayat tersebut bahwa “aku ditalaq oleh suamiku dizaman Rasulullah saw. Disaat itu belum ada hukum mengenai ‘iddah (masa) bagi wanita yang ditalaq maka dengan kejadian tersebut Allah menetapkan hukum ‘iddah bagi wanita yaitu menunggu setelah bersuci dari tiga kali haidh.
Hal ini diriwayatkan oleh abu daud dan ibnu hatim yang bersumber dari asma bin yazid bin as- sakan.
Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa ismail bin abdillah al-ghifari menceraikan istrinya qathilah di zaman Rasulullah saw. Ia sendiri tidak mengetahui bahwa istrinya itu hamil. Setelah mengetahuinya, ia ruju; kepada istrinya. Istrinya melahiran dan meninggal demikian juga bayinya. Maka atas kejadian itu turunlah ayat tersebut yang menegaskan betapa pentingnya masa ‘iddah bagi wanita untuk mengetahui hamil tidaknya istri.
Hal ini diriwayatkan oleh at-tsa’labi dan hibatullah bin salamah dalam kitab an-nasikh yang bersumber dari al-kalbi dan muqatil.
Pelajaran talaq yang dapat dirujuki (talaq raj’i)
Qur’an surah al.baqoroh ayat 229
“Talaq (yang dapat dirujuki) itu dua kali. Setelah itu boleh rujuk lagi dengan cara ma’ruf atau menceraikan dengan cara yang baik. Tidak halal bagi kamu mengambil kembali sesuatu yang telah kamu berikan kepada mereka, kecuali kalau keduanya khawatir tidak akan dapat menjalankan hukum-hukum Allah. Jika kamu khawatir bahwa keduanya (suami-istri) tidak dapat menjalankan hukum-hukum Allah, maka tidak ada dosa atas keduanya tentang bayaran yang diberikan oleh istri untuk menebus dirinya. Itulah hukum-hukum Allah, maka janganlah kamu melanggarnya. Barangsiapa melanggar hukum-hukum Allah, mereka itulah orang-orang yang dzalim”.
Makna:
tentang bayaran yang diberikan oleh istri untuk menebus dirinya kepada suaminya ialah menjadi dasar hukum khulu’ dan penerimaan ‘iwadh. Khulu’ ialah permintaan cerai kepada suami dengan pembayaran yang disebut ‘iwadh yang dilakukan pihak istri melalui perantara KUA atau pengadilan agama.
Asbabun nuzul:
Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa seorang laki-laki menthalaq istrinya sekehendak hatinya. Menurut anggapannya selama ruju’ itu dilakukan dalam masa ‘iddah. Wanita itu tetap istrinya, walaupun sudah seratuskali dithalaq ataupun lebih. Lelaki itu berkata kepada kepada istrinya: “ Demi Allah, aku tidak akan menthalaqku, dan kamu tetap berdiri disampingku sebagai istriku dan aku tidak akan menggauli sama sekali”. Istrinya berkata: “apa yang akan kamu lakukan?”. Suaminya menjawab : “aku menceraimu, kemudian apabila akan habis ‘iddahmu, aku akan ruju’ lagi. Maka menghadaplah wanita itu kepada Rasulullah saw untuk menceritakan hal itu. Rasulullah terdiam hingga turunlah ayat tersebut sampai kata “ bi ihsan”.
Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa seorang laki-laki makan harta benda istrinya dari mas kawin yang diberikan waktu kawin dan harta lainnya. Ia menganggap perbuatan itu tidak berdosa. Maka turunlah ayat “wala yahillu lakum an ta’khudzu ila akhir ayat yang menegaskan huum dilarangnya merampas hak istrinya.
Hal ini diriwayatkan oleh abu daud dalam kitab nasikh mansukh yang bersumber dari ibnu abbas.
Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa turunya ayat “ wala yahilullakum iala akhir ayat” berkenaan dengan habibah yang mengadu kepada rasulullah saw tentang suaminya yang bernama tsabit bin qais. Rasulullah bersabda :” apakah engkau sanggup memberikan kebunnya?”. Ia menjawab :”ya”. Kemudian Rasulullah memanggil qais untuk menerangkan pengaduan istrinnya dan akan dikembalikan kebunya, maka berkatalah qais:” apakah halal kebun itu bagiku?”. Jawab rasulullah:”ya”. Iapun berkata:” sayapun menerima”.
Kejadian ini membenarkan seorang suami menerima kembali mas kawin yang dikembalikan istrinya sebagai tanda sahnya si istri memutuskan hubungan perkawianan.
Hal ini diriwayatkan oelh ibnu jarir yang bersumber dari ibnu juraij.
Pelajaran thalaq tiga (thalaq bai’in)
Thalaq bai’in : Thalaq yang tidak bisa dirujuk (setelah 3 thalaq) KECUALI kalau si-istri telah kawin dulu secara sah pada umumnya, dan bercampur dulu dengan yang lain.
Qur’an surah al.baqoroh ayat 230
“Kemudian jika suami menthalaqnya (thalaq yang ketiga), maka perempuan itu tidak halal lagi baginya, sampai dia kawin dengan suami yang lain. Kemudian jika suaminya itu menceraikannya, maka tidak ada dosa bagi keduanya (bekas suami yang pertama dan istri) untuk kawin kembali jika keduanya berpendapat akan menjalankan hokum-hukum Allah. Itulah hokum-hukum Allah, diterangkanNya kepada kaum yang (mau) mengetahui”.
Asbabun nuzul:Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa turunya ayat ini berkenaan dengan pengaduan ‘Aisyah binti Abdurrahman bin ‘atik kepada Rasulullah bahwa ia telah dithalaq suaminya yang kedua (Abdurrahman bin Zubair al-Qaradzi) dan akan kembali kepada suaminya yang pertama (Rif’ah bin Wahab bin ‘Atik) yang telah menthalaq bai’in kepadanya. Aisyah berkata: “ Abdurrahman bin Zubair telah menthalaq saya sebelum menggauli. Apakah saya boleh kembali kepada suami yang pertama?”. Nabi menjawab: “tidak, kecuali kamu telah digauli suamimu yang kedua”.
Kejadian ini membenarkan seorang suami yang telah menthalaq bai’in istrinya mengkawini kembali istrinya itu, setelah istrinya itu digauli dan diceraikan suami yang kedua.
Hal ini diriwayatkan oleh ibnu mundzir yang bersumber dari muqatil bin hibban.
Wallahu 'Alam..
Wallahu 'Alam..
Qur’an surah al.baqoroh ayat 228“wanita-wanita yang ditalaq hendaklah menahan diri (menunggu) tiga kali quru’! tidak boleh mereka menyembunyikan apa yang dijadikan Allah dalam rahimnya, jika mereka beriman kepada Allah dan hari akhirt. Dan suami-suaminya hendaknya merujukinya dalam masa menanti itu, jika mereka (para suami) itu menghendaki ishlah. Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma’ruf. Akan tetapi para suami mempunyai satu tingkatan kelebihan daripada istrinya. Dan Allah Maha kuasa lagi Maha Bijaksana”.
Makna:tiga kali quru’ iaah diartikan dengan tiakali suci atau tiga kali haidh.
para suami mempunyai satu tingkatan kelebihan daripada istrinya ialah disebabkan karena suami bertanggun jawab terhadap keselamatan dan kesejhteraan rumah tangga.(qur’an surah annisa ayat 34).
Asbabun nuzul:
Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa asma bin yazid bin as-sakan al-anshariyyah berkata mengenai turunya ayat tersebut bahwa “aku ditalaq oleh suamiku dizaman Rasulullah saw. Disaat itu belum ada hukum mengenai ‘iddah (masa) bagi wanita yang ditalaq maka dengan kejadian tersebut Allah menetapkan hukum ‘iddah bagi wanita yaitu menunggu setelah bersuci dari tiga kali haidh.
Hal ini diriwayatkan oleh abu daud dan ibnu hatim yang bersumber dari asma bin yazid bin as- sakan.
Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa ismail bin abdillah al-ghifari menceraikan istrinya qathilah di zaman Rasulullah saw. Ia sendiri tidak mengetahui bahwa istrinya itu hamil. Setelah mengetahuinya, ia ruju; kepada istrinya. Istrinya melahiran dan meninggal demikian juga bayinya. Maka atas kejadian itu turunlah ayat tersebut yang menegaskan betapa pentingnya masa ‘iddah bagi wanita untuk mengetahui hamil tidaknya istri.
Hal ini diriwayatkan oleh at-tsa’labi dan hibatullah bin salamah dalam kitab an-nasikh yang bersumber dari al-kalbi dan muqatil.
Pelajaran talaq yang dapat dirujuki (talaq raj’i)
Qur’an surah al.baqoroh ayat 229
“Talaq (yang dapat dirujuki) itu dua kali. Setelah itu boleh rujuk lagi dengan cara ma’ruf atau menceraikan dengan cara yang baik. Tidak halal bagi kamu mengambil kembali sesuatu yang telah kamu berikan kepada mereka, kecuali kalau keduanya khawatir tidak akan dapat menjalankan hukum-hukum Allah. Jika kamu khawatir bahwa keduanya (suami-istri) tidak dapat menjalankan hukum-hukum Allah, maka tidak ada dosa atas keduanya tentang bayaran yang diberikan oleh istri untuk menebus dirinya. Itulah hukum-hukum Allah, maka janganlah kamu melanggarnya. Barangsiapa melanggar hukum-hukum Allah, mereka itulah orang-orang yang dzalim”.
Makna:
tentang bayaran yang diberikan oleh istri untuk menebus dirinya kepada suaminya ialah menjadi dasar hukum khulu’ dan penerimaan ‘iwadh. Khulu’ ialah permintaan cerai kepada suami dengan pembayaran yang disebut ‘iwadh yang dilakukan pihak istri melalui perantara KUA atau pengadilan agama.
Asbabun nuzul:
Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa seorang laki-laki menthalaq istrinya sekehendak hatinya. Menurut anggapannya selama ruju’ itu dilakukan dalam masa ‘iddah. Wanita itu tetap istrinya, walaupun sudah seratuskali dithalaq ataupun lebih. Lelaki itu berkata kepada kepada istrinya: “ Demi Allah, aku tidak akan menthalaqku, dan kamu tetap berdiri disampingku sebagai istriku dan aku tidak akan menggauli sama sekali”. Istrinya berkata: “apa yang akan kamu lakukan?”. Suaminya menjawab : “aku menceraimu, kemudian apabila akan habis ‘iddahmu, aku akan ruju’ lagi. Maka menghadaplah wanita itu kepada Rasulullah saw untuk menceritakan hal itu. Rasulullah terdiam hingga turunlah ayat tersebut sampai kata “ bi ihsan”.
Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa seorang laki-laki makan harta benda istrinya dari mas kawin yang diberikan waktu kawin dan harta lainnya. Ia menganggap perbuatan itu tidak berdosa. Maka turunlah ayat “wala yahillu lakum an ta’khudzu ila akhir ayat yang menegaskan huum dilarangnya merampas hak istrinya.
Hal ini diriwayatkan oleh abu daud dalam kitab nasikh mansukh yang bersumber dari ibnu abbas.
Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa turunya ayat “ wala yahilullakum iala akhir ayat” berkenaan dengan habibah yang mengadu kepada rasulullah saw tentang suaminya yang bernama tsabit bin qais. Rasulullah bersabda :” apakah engkau sanggup memberikan kebunnya?”. Ia menjawab :”ya”. Kemudian Rasulullah memanggil qais untuk menerangkan pengaduan istrinnya dan akan dikembalikan kebunya, maka berkatalah qais:” apakah halal kebun itu bagiku?”. Jawab rasulullah:”ya”. Iapun berkata:” sayapun menerima”.
Kejadian ini membenarkan seorang suami menerima kembali mas kawin yang dikembalikan istrinya sebagai tanda sahnya si istri memutuskan hubungan perkawianan.
Hal ini diriwayatkan oelh ibnu jarir yang bersumber dari ibnu juraij.
Pelajaran thalaq tiga (thalaq bai’in)
Thalaq bai’in : Thalaq yang tidak bisa dirujuk (setelah 3 thalaq) KECUALI kalau si-istri telah kawin dulu secara sah pada umumnya, dan bercampur dulu dengan yang lain.
Qur’an surah al.baqoroh ayat 230
“Kemudian jika suami menthalaqnya (thalaq yang ketiga), maka perempuan itu tidak halal lagi baginya, sampai dia kawin dengan suami yang lain. Kemudian jika suaminya itu menceraikannya, maka tidak ada dosa bagi keduanya (bekas suami yang pertama dan istri) untuk kawin kembali jika keduanya berpendapat akan menjalankan hokum-hukum Allah. Itulah hokum-hukum Allah, diterangkanNya kepada kaum yang (mau) mengetahui”.
Asbabun nuzul:Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa turunya ayat ini berkenaan dengan pengaduan ‘Aisyah binti Abdurrahman bin ‘atik kepada Rasulullah bahwa ia telah dithalaq suaminya yang kedua (Abdurrahman bin Zubair al-Qaradzi) dan akan kembali kepada suaminya yang pertama (Rif’ah bin Wahab bin ‘Atik) yang telah menthalaq bai’in kepadanya. Aisyah berkata: “ Abdurrahman bin Zubair telah menthalaq saya sebelum menggauli. Apakah saya boleh kembali kepada suami yang pertama?”. Nabi menjawab: “tidak, kecuali kamu telah digauli suamimu yang kedua”.
Kejadian ini membenarkan seorang suami yang telah menthalaq bai’in istrinya mengkawini kembali istrinya itu, setelah istrinya itu digauli dan diceraikan suami yang kedua.
Hal ini diriwayatkan oleh ibnu mundzir yang bersumber dari muqatil bin hibban.
Wallahu 'Alam..
Wallahu 'Alam..
MAKNA HAIDH
Makna haidh
Qur’an surah al.baqoroh ayat 222
“mereka bertanya kepadamu tentang haidl. Katakanlah: “haidl itu adalah suatu kotoran”. Oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita diwaktu haidl; jangan kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci. Bila mereka telah suci, maka campurilah mereka itu ditempat yang mereka perintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri”.
Makna:
hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita diwaktu haidl ialah jangan menyetubuhi wanita. Sebelum mereka suci ialah sesudah mandi atau sesudah berhenti darah keluar (haidh).
Asbabun Nuzul:
Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa dizaman nabi orang-orang yahudi tidak mau makan bersama ataupun mencampuri istrinya yang sedang haidl, bahkan mengasingkan diri dari rumahnya. Para sahabat (tsabit bin ad dahdah) bertanya tentang itu. Maka turunlah ayat tersebut.
Maka bersabdalah nabi Saw. “berbuatlah apa yang pantas dilakukan dalam pergaulan suami istri, kecuali jima’”.
Hal ini diriwayatkan oleh muslim dan tarmidzi yang bersumber dari Annas
dalam hadits yang diriwayatkan oleh al barudi yang bersumber dari ibnu ishaq dari Muhammad bin abi Muhammad, dari ikrimah atau sa’id yang bersumber dari ibnu abbas, dikatakan bahwa yang bertanya itu adalah tsabit bin ad dahdah, dan menurut riwayat ibnu jabir yang bersumber dari as suddi dikemukakan seperti itu juga.
Wallahu 'alam
Qur’an surah al.baqoroh ayat 222
“mereka bertanya kepadamu tentang haidl. Katakanlah: “haidl itu adalah suatu kotoran”. Oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita diwaktu haidl; jangan kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci. Bila mereka telah suci, maka campurilah mereka itu ditempat yang mereka perintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri”.
Makna:
hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita diwaktu haidl ialah jangan menyetubuhi wanita. Sebelum mereka suci ialah sesudah mandi atau sesudah berhenti darah keluar (haidh).
Asbabun Nuzul:
Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa dizaman nabi orang-orang yahudi tidak mau makan bersama ataupun mencampuri istrinya yang sedang haidl, bahkan mengasingkan diri dari rumahnya. Para sahabat (tsabit bin ad dahdah) bertanya tentang itu. Maka turunlah ayat tersebut.
Maka bersabdalah nabi Saw. “berbuatlah apa yang pantas dilakukan dalam pergaulan suami istri, kecuali jima’”.
Hal ini diriwayatkan oleh muslim dan tarmidzi yang bersumber dari Annas
dalam hadits yang diriwayatkan oleh al barudi yang bersumber dari ibnu ishaq dari Muhammad bin abi Muhammad, dari ikrimah atau sa’id yang bersumber dari ibnu abbas, dikatakan bahwa yang bertanya itu adalah tsabit bin ad dahdah, dan menurut riwayat ibnu jabir yang bersumber dari as suddi dikemukakan seperti itu juga.
Wallahu 'alam
MENCAMPURI ISTRI (JIMA')
Pelajaran mencampuri (jima’) istri
Dalil Qur’an surah al.baqoroh ayat 223
“Istri-istrimu adalah (seperti) tanah tempat kamu bercocok tanam, maka datangilah tanah tempat bercocok tanammu itu bagaiman saja kamu kehendaki. Dan kerjakanlah (amalan-amalan yang baik) untuk dirimu, bertaqwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa kamu kelak akan menemuiNya. Dan berilah kabar gembira orang-orang yang beriman”
Asbabun nuzul
Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa pada zaman nabi orang-orang yahudi beranggapan, apabila menggauli istrinya dari belakang kefarjinya, anaknya akan lahir bermata juling, maka turunlah ayat tersebut yang membantah anggapan tersebut.
Hal ini diriwayatkan oleh bukhori, muslim, abu daud dan tirmidzi yang bersumber dari jabir.
Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa umar bin khottob dating menghadap Rasulullah Saw dan berkata: Ya Rasulullah celakalah saya! Nabi bertanya: apakah yang menyebabkan kamu celaka? Ia menjawab: aku pindahkan sukdufku tadi malam ( berjima’ dengan istriku dari belakang). Nabi Saw terdiam dan turunlah ayat tersebut yang kemudian beliau bersabda: berbuatlah dari muka ataupun dari belakang, tetapi hindarkanlah dubur (anus) dan yang sedang haidl”.
Hal ini diriwayatkan oleh ahmad dan tirmidzi yang bersumber dari ibnu abbas.
Dalam riwayat lain dikemukakan orang-orang pada waktu itu menganggap munkar kepada seseorang menggauli isterinya dari belakang. Maka turunlah ayat tersebut yang menyalahkan sikap dan anggapan tersebut.
Hal ini Diriwayatkan oleh jarir, abu ya’la dan ibnu marduwaih yang bersumber dari zaid bin aslam, dari ‘atha bin yasar bersumber dari abi sa’id al-khudri.
Juga Diriwayatkan oleh al-bukhari yang bersumber dari ibnu umar seperti ini.
Dalam riwayat lainnya lagi dikemukakan bahwa turunnya ayat tersebut sebagai pemberian kelonggaran dalam menggauli istri dari belakang.
Hal ini diriwayatkan oleh at-thabrani dalam kitab al-ausath dengan sanat yang kuat yang bersumber dari ibnu umar.
Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa penghuni kampong disekitar yatsrib (madinah), tadinya menyembah berhala yang berdampingan dengan kaum yahudi ahli kitab. Mereka menganggap bahwa kaum yahudi terhormat dan berilmu, sehingga mereka banyak meniru dan menganggap baik segala perbuatannya. Salah satu perbuatannya yang dianggap baik oleh mereka ialah tidak menggauli istrinya dari belakang.
Adapun penduduk kampung sekitar Quraisy (Mekkah) menggauli istrinya dengan segala keleluasaannya. Ketika kaum muhajirin (orang mekkah) tibba dimadinah, salah seorang kaum muhajirin menikah dengan seorang wanita anshor (orang madina). Maka orang itu berbuat seperti kebiasaany, akan tetapi ditolak oleh istrinya denganberkata: “kebiasaan orang sini (madinah) hanya menggauli istrinya dari muka saja”. Kejadian ini akhirnya sampai kepada Nabi Saw sehingga turunlah ayat tersebut yang membolehkan menggauli istrinya dari depan, belakang, atau terlentang, tetapi ditempat yang lazim.
Hal ini diriwayatkan oleh abu daud dan al hakim yang bersumber dari ibnu abbas.
Keterangan menurut al hafidh ibnu hajar dalam syarah bukhari bahwa sebab turunya ayat tersebut yang dikemukakan oleh abi sa’id mungkin tidak sampai kepada ibnu abbas sehingga ia meragukannya. Sedangkan yang dikeluarkan oleh ibnu umar sanadnya sampai kepada ibnu abbas dan mashur (terkenal sanadnya).
Wallahu 'alam
Selasa, 21 Juni 2011
RUMAH TANGGA YANG BAIK
Ia adalah bagian dari tulang rusukmu,Ia adalah belahan jiwamu, Ia adalah tawanan di tanganmu, Padanya sumber ketenangan, cinta kasih dan ketentraman karena demikanlah Allah menciptakannya untukmu, Ia adalah pakaian bagimu, dan yang terutama dan utama ia adalah amanah yang Allah berikan untukmu,…Bagaimanakah engkau memperlakukan amanah itu?? …Terlalu banyak wasiat tersebar untuk para istri seakan islam adalah agama yang hanya mengutamakan para suami dan kaum lelaki.
Padahal tidaklah demikian,islam membela kaum wanita memuliakan dan mengangkat derajat mereka.Wanita adalah orang yang disucikan, ibu para ulama, ibu para panglima, dan ibu para pembesar, Bukankah ia adalah ibu Umar,ibu Anas,ibu Umar bin Abdil Aziz, ibu imam Ahmad, ibu imam Syafi’i, ibu Shalahudin,ibu Ibnu Taymiyah, ibu Ibnul Qayyim dan yang lainnya?? Untuk para suami risalah ini kutulis sebagai penyejuk hati bagi kaum wanita dan para istri.
Wahai hamba Allah yang bertakwa,…berbahagialah dan bersyukur pada-Nya atas nikmat istri yang Allah karuniakan kepadamu.Dengannya terjagalah jiwa dan tubuhmu dari melakukan hal-hal yang diharamkan-Nya. Ketika habis masa bulan madumu,… tiba-tiba kini engkau tidak lagi memiliki waktu. Waktu untuk bergurau dan bercengkrama dengan istri tercinta. Bila sang istri meminta,maka kaupun berkilah betapa lelah dan penatnya hari-harimu disibukkan dengan pekerjaanmu. Rumah hanya menjadi hotel untukmu, datang dan pergi sesuka hatimu, Ketika kepalamu menyentuh bantal engkau mendengkur laksana tiada orang lain di sisimu.
Karena itu hendaklah suami senantiasa bertakwa kepada Allah dalam menghadapi istri dengan memberikan kasih sayang, kelembutan, kesetiaan dalam menjaganya, memberinya nafkah sesuai dengan kemampuan suami, pakaian dan janji setia.
Ironis memang, dan inilah yang penulis dapati bahkan telah menjadi slogan di neregri ini 3 hal yang senang dilakukan sebagian kaum lelaki disini pertama senang bergonta-ganti telpon genggam (HP) kedua mereka senang bergonta-ganti mobil dan yang ketiga mereka senang bergonta-ganti wanita,…waliyyadzubillah. Kepada Allah kita memohon pertolongan, istri bagi mereka disamakan dengan telepon genggam dan mobil. Mereka tidak berusaha mengurus rumah tangga dengan baik. Kecenderungan mereka adalah bersenang-senang dengan para wanita serta mencari kenikmatan dari setiap wanita, sehingga hal itu menjadikan mereka sering melakukan thalak dan nikah.Padahal Rasulullah telah bersabda: Aku tidak menyukai laki-laki yang senang mencicipi wanita dan wanita yang senang mencicipi laki-laki” (HR. Thabrani dan Daruquthni).
Semoga Allah memberi mereka hidayah dan menunjuki mereka kejalan yang lurus, amin.
Hal lain yang sering dilakukan para suami adalah seringnya mereka memukuli para istri ketika mereka sedang emosi atau marah. Mereka beralasan dengan memukul istri maka istri mereka akan takut kepada suami, suami menjadi berwibawa. Padahal bila mereka mau sedikit melirik kepada Rasulullah, beliau adalah manusia yang paling berwibawa akan tetapi tidak pernah ditemukan beliau memukul istri-istrinya tangan beliau hanya digunakan untuk memukul musuh-musuh Allah
Wahai para suami,….setiap rumah tangga tentu mempunyai problema, karena memang demikianlah sebagai ujian dan cobaan bagi hamba-hamba-Nya yang beriman.Sebagai seorang suami dan kepala rumah tangga dituntut untuk pandai dan cermat menyiasati apa yang terjadi diantara hubungan mereka berdua. Kelapangan hati untuk meredam emosi akan membawa pada kebaikan dan keindahan. Kehalusan sikap akan mencairkan hati yang beku dan melunakkan gunung yang keras.Lihatlah bagaimana Rasulullah dalam menghadapi kemarahan Aisyah, beliau justru tersenyum menghadapi hal itu dengan penuh kesabaran dan keagungan.
Duhai para suami tercinta,…engkau berharap istri-istrimu mencintaimu dengan sepenuh hati. Engkau meminta mereka untuk setia dan taat kepadamu. Engkau meminta mereka agar bakti dan kasihnya tercurah padamu. Engkau mendambakan agar mereka merindukanmu ketika jauh darimu. Tapi engkau lupa menyematkan cinta kasih dihati istri-istrimu??.Cukuplah ayat dibawah ini sebagai penutup dan renungan bagi para suami yang mendambakan kebahagiaan dalam rumah tangga mereka di dunia dan akhirat. “dan pergaulilah mereka dengan cara yang patut kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, maka bersabarlah karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak” {An-Nisaa:19}.
Wallahu a’lam
Padahal tidaklah demikian,islam membela kaum wanita memuliakan dan mengangkat derajat mereka.Wanita adalah orang yang disucikan, ibu para ulama, ibu para panglima, dan ibu para pembesar, Bukankah ia adalah ibu Umar,ibu Anas,ibu Umar bin Abdil Aziz, ibu imam Ahmad, ibu imam Syafi’i, ibu Shalahudin,ibu Ibnu Taymiyah, ibu Ibnul Qayyim dan yang lainnya?? Untuk para suami risalah ini kutulis sebagai penyejuk hati bagi kaum wanita dan para istri.
Wahai hamba Allah yang bertakwa,…berbahagialah dan bersyukur pada-Nya atas nikmat istri yang Allah karuniakan kepadamu.Dengannya terjagalah jiwa dan tubuhmu dari melakukan hal-hal yang diharamkan-Nya. Ketika habis masa bulan madumu,… tiba-tiba kini engkau tidak lagi memiliki waktu. Waktu untuk bergurau dan bercengkrama dengan istri tercinta. Bila sang istri meminta,maka kaupun berkilah betapa lelah dan penatnya hari-harimu disibukkan dengan pekerjaanmu. Rumah hanya menjadi hotel untukmu, datang dan pergi sesuka hatimu, Ketika kepalamu menyentuh bantal engkau mendengkur laksana tiada orang lain di sisimu.
Karena itu hendaklah suami senantiasa bertakwa kepada Allah dalam menghadapi istri dengan memberikan kasih sayang, kelembutan, kesetiaan dalam menjaganya, memberinya nafkah sesuai dengan kemampuan suami, pakaian dan janji setia.
Ironis memang, dan inilah yang penulis dapati bahkan telah menjadi slogan di neregri ini 3 hal yang senang dilakukan sebagian kaum lelaki disini pertama senang bergonta-ganti telpon genggam (HP) kedua mereka senang bergonta-ganti mobil dan yang ketiga mereka senang bergonta-ganti wanita,…waliyyadzubillah. Kepada Allah kita memohon pertolongan, istri bagi mereka disamakan dengan telepon genggam dan mobil. Mereka tidak berusaha mengurus rumah tangga dengan baik. Kecenderungan mereka adalah bersenang-senang dengan para wanita serta mencari kenikmatan dari setiap wanita, sehingga hal itu menjadikan mereka sering melakukan thalak dan nikah.Padahal Rasulullah telah bersabda: Aku tidak menyukai laki-laki yang senang mencicipi wanita dan wanita yang senang mencicipi laki-laki” (HR. Thabrani dan Daruquthni).
Semoga Allah memberi mereka hidayah dan menunjuki mereka kejalan yang lurus, amin.
Hal lain yang sering dilakukan para suami adalah seringnya mereka memukuli para istri ketika mereka sedang emosi atau marah. Mereka beralasan dengan memukul istri maka istri mereka akan takut kepada suami, suami menjadi berwibawa. Padahal bila mereka mau sedikit melirik kepada Rasulullah, beliau adalah manusia yang paling berwibawa akan tetapi tidak pernah ditemukan beliau memukul istri-istrinya tangan beliau hanya digunakan untuk memukul musuh-musuh Allah
Wahai para suami,….setiap rumah tangga tentu mempunyai problema, karena memang demikianlah sebagai ujian dan cobaan bagi hamba-hamba-Nya yang beriman.Sebagai seorang suami dan kepala rumah tangga dituntut untuk pandai dan cermat menyiasati apa yang terjadi diantara hubungan mereka berdua. Kelapangan hati untuk meredam emosi akan membawa pada kebaikan dan keindahan. Kehalusan sikap akan mencairkan hati yang beku dan melunakkan gunung yang keras.Lihatlah bagaimana Rasulullah dalam menghadapi kemarahan Aisyah, beliau justru tersenyum menghadapi hal itu dengan penuh kesabaran dan keagungan.
Duhai para suami tercinta,…engkau berharap istri-istrimu mencintaimu dengan sepenuh hati. Engkau meminta mereka untuk setia dan taat kepadamu. Engkau meminta mereka agar bakti dan kasihnya tercurah padamu. Engkau mendambakan agar mereka merindukanmu ketika jauh darimu. Tapi engkau lupa menyematkan cinta kasih dihati istri-istrimu??.Cukuplah ayat dibawah ini sebagai penutup dan renungan bagi para suami yang mendambakan kebahagiaan dalam rumah tangga mereka di dunia dan akhirat. “dan pergaulilah mereka dengan cara yang patut kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, maka bersabarlah karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak” {An-Nisaa:19}.
Wallahu a’lam
Jumat, 17 Juni 2011
BERSETUBUH SECARA ISLAMI
Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,,
Dalam Agama apapun tersirat akan berbagai literatur tentang bagaimana dan apa yang harus dilakuakan ketika suatu perasaan cinta yang halal untuk disalurkan berdasarkan pada tuntunan, dan ia tak hanya lelah didapatkan akan tetapi suatu faedaha yang banyak keutamaanya dalam kehidupan ini dan Islam adalah salah satu tuntunan yang mengatur hal ini, baik brkaitan tata cara dan adab dalam pelaksanaanya..
Bersetubuh (Berjima') adalah hubungan paling erat antara pria dan wanita. Sebuah persetubuhan hanya boleh dilakukan oleh pria dan wanita yang terikat dalam pernikahan. Jika tidak, maka itu adalah zinah.
Dalam ikatan pernikahan pun, tindakan bersetubuh harus dilakukan sesuai dengan ajaran agama. Tentu saja anda harus mengetahui bagaimana cara bersetubuh dalam Islam dan menjalankannya.
MERAYU dan BERCUMBU:
Nabi Muhammad S.A.W. melarang suami melakukan persetubuhan sebelum membangkitkan syahwat isteri dengan rayuan dan bercumbu terlebih dahulu.
- Hadits Riwayat al-Khatib dari Jabir.
TELANJANG BULAT:
Apabila diantara kamu mencampuri isterinya, hendaklah ia menutupi dirinya dan menutupi isterinya dan janganlah keduanya (suami isteri) bertelanjang bulat seperti keledai.
- Hadits Riwayat Tabrani.
MENYETUBUHI DUBUR:
Terkutuklah orang yang menyetubuhi isteri diduburnya.
- Hadits Riwayat Abu Dawud dan an-Nasa'i dari Abu Hurairah.
DOA SEBELUM BERSETUBUH:
"Bismillah. Allaahumma jannibnaash syaithaa-na wa jannibish syaithaa-na maa razaqtanaa".
Dengan nama Allah. Ya Allah, jauhkanlah kami berdua (suami isteri) dari gangguan syaithan serta jauhkan pula syaithan itu dari apa saja yang Engkau rezqikan kepada kami.
Dari Abdulah Ibnu Abbas r.a. berkata:
Maka sesungguhnya apabila ditakdirkan dari suami isteri itu mendapat seorang anak dalam persetubuhan itu, tidak akan dirusak oleh syaithan selama-lamanya.
- Hadits Sahih Riwayat Bukhari dan Muslim dari Ibnu Abbas r.a.
HAMPIR KELUAR MANI:
Dan apabila air manimu hampir keluar, katakan dalam hatimu dan jangan menggerakkan kedua bibirmu kalimat ini:
"Alhamdulillaahil ladzii khalaqa minal maa'i basyara".
Segala pujian hanya untuk Allah yang menciptakan manusia dari pada air.
PUTUS DITENGAH JALAN:
Apabila seseorang diantara kamu bersetubuh dengan isterinya maka janganlah ia menghentikan persetubuhannya itu sehingga isterimu juga telah selesai melampiaskan hajatnya (syahwat atau mencapai kepuasan) sebagaimana kamu juga menghendaki lepasnya hajatmu (syahwat atau mencapai kepuasan).
- Hadits Riwayat Ibnu Addi.
MENDATANGI ISTERI MELALUI BELAKANG (ISTERI MENUNGGING):
Dari Jabir b. Abdulah berkata:
Bahwa orang-orang Yahudi (beranggapan) berkata: Apabila seseorang menyetubuhi isterinya pada kemaluannya Melalui Belakang maka mata anaknya (yang lahir) akan menjadi juling.
Lalu turunlah ayat suci demikian:
"Isteri-isteri kamu adalah ladang bagimu maka datangilah ladangmu itu dari arah mana saja yang kamu sukai."- Al-Qur'an Surah Al Baqarah - ayat 223.
Keterangan:
Suami diperbolehkan menyetubuhi isteri dengan apa cara sekalipun (dari belakang, dari kanan, dari kiri dsb asalkan dilubang faraj/dubur).
BERSETUBUH MENDAPAT PAHALA:
Rasulullah s.a.w. bersabda:
".....dan apabila engkau menyetubuhi isterimu, engkau mendapat pahala".
Para sahabat bertanya:
Wahai Rasulullah, adakah seseorang dari kami mendapat pahala dalam melampiaskan syahwat?
Nabi SAW menjawab:
Bukankah kalau ia meletakkan (syahwatnya) ditempat yang haram tidakkah ia berdosa?
Demikian pula kalau ia meletakkan (syahwatnya) pada jalan yang halal maka ia mendapat pahala.
- Hadits Riwayat Muslim.
MENGULANGI PERSETUBUHAN:
Apabila diantara kamu telah mecampuri isterinya kemudian ia akan mengulangi persetubuhannya itu maka hendaklah ia mencuci zakarnya terlebih dahulu.
- Hadits Riwayat Baihaqi.
HAID:
Mereka menanyakan kepada engkau tentang perkara Haid.
Katakanlah: "Haid itu adalah kotoran".
Oleh kerana itu jauhilah diri kamu dengan wanita-wanita yang sedang Haid dan janganlah kamu mendekati (menyetubuhi) mereka, sebelum mereka bersuci*.
Apabila mereka telah bersuci maka bolehlah kamu menyetubuhi mereka ditempat yang diperintahkan Allah kepada kamu. Sesungguhnya Allah itu menyukai orang-orang yang bertaubat dan Allah menyukai orang-orang yang mensucikan dirinya.- Surah Al Baqarah - ayat 222.
*Jangan mendekati bermaksud dilarang bersetubuh dengan isteri yang sedang kedatangan bulan dan bukanlah dilarang mempergaulinya sehari-hari.
ASALKAN TIDAK BERSETUBUH:
Dari Masruuq b.Ajda'i berkata:
Aku telah bertanya kepada 'Aisyah tentang sesuatu yang boleh dilakukan seorang suami terhadap isterinya yang sedang Haid.'Aisyah menjawab:
Apa saja boleh, kecuali kemaluannya (bersetubuh).
Inilah beberapa kaidah dalam mencapai suatu aturan yang sesuai dengan agama, semoga ada manfaatnya, untuk melahirkan generasi yaang berkualitas dan menjadi panutan pada masa akan datang..Insya Allah
Wallahu 'Alam
Kamis, 16 Juni 2011
CONTOH TELADAN SUAMI
Banyak kisah-kisah Rasulullah s.a.w dan para sahabat yang dapat para suami jadikan contoh dalam melayari kehidupan berumah tangga agar rumahtangga sentiasa harmoni dan diredhai Allah s.w.t
Kerana Sifat Al-Amin, Siti Khadijah terpikat
Rasulullah s.a.w telah digelar dengan gelaran Al-Amin oleh para penduduk Kota Mekah kerana beliau telah diberi amanah oleh para pemuda Quraisy ketika isu untuk meletakkan Hajar Al-Aswad timbul. Baginda telah diberikan amanah tersebut kerana seluruh Kota Mekah mengenali baginda dengan sikap baginda yang amanah dan boleh dipercayai.
Abu Lahab pernah mencoba meminang Siti Khadijah melalui Abu Thalib. Namun, Abu Thalib telah menolaknya dan Abu Thalib berkata :
"Dalam pertemuanku itu, Khadijah mengatakan dia memerlukan seorang lelaki yang dapat dipercayai bagi menjalankan perniagaannya. Dia berpesan supaya mencarikannya seorang lelaki yang jujur dan dapat dipercayai. Ayah tidak nampak orang lain selain kamu, wahai Muhammad."
Agak-agaknya apakah ciri-ciri orang yang boleh dipercayai yang dimaksudkan Siti Khadijah r.a? Antaranya adalah mempunyai tutur kata yang baik, amanah, jujur serta tidak berbohong.
Wahai para suami dan lelaki diluar sana adakah sukar bagi anda semua untuk mempunyai ciri-ciri murni seperti yang diatas? Sekiranya sukar, muhasabahlah kembali diri anda mengapa ianya menjadi sukar sedangkan ia tidak mustahil untuk dipraktikkan.
Keberanian dan ketulusan Saidina Ali r.a
Dua sahabat terkemuka iaitu Saidina Abu Bakar dan Saidina Umar telah cuba meminang Fatimah, namun pinangan mereka ditolak dengan baik oleh Rasulullah.
Namun yang akhirnya bernikah dengan Saidatina Fatimah adalah Saidina Ali r.a.
Apakah yang menyebabkan Saidina Ali r.a dipilih oleh Rasulullah s.a.w sebagai menantu baginda? Jelas Rasulullah s.a.w memilih Saidina Ali r.a sebagai menantu baginda kerana sifat keberanian yang terselah dalam diri Saidina Ali r.a. Sejauh manakah keberanian Saidina Ali r.a yang telah menyebabkan beliau dipilih oleh baginda Nabi menjadi menantu baginda? Antara keberanian Saidina Ali r.a sebelum perkahwinan beliau dengan Siti Fatimah r.a lagi, Saidina Ali memang sentiasa berdamping dengan Rasulullah s.a.w. Akhirnya, beliau sendiri berjumpa dengan Nabi Muhammad s.a.w dan menyatakan hasrat beliau untuk mengahwini Saidatina Fatimah r.a.
Berlainan dengan para lelaki zaman sekarang yang hanya berani dan rapat dengan keluarga bakal mertua ketika sebelum menikah dengan bakal isteri saja. Apabila sudah menikah, keluarga mertua sering dilupakan dan tidak diziarahi seperti sebelumnya. Malah ada para isteri yang tidak dibenarkan melawat keluarganya apabila sudah berumahtangga.
Keikhlasan cinta Abu Salamah
Abu Salamah merupakan saudara susuan kepada baginda Nabi Muhammad SAW Beliau telah ditakdirkan bertemu jodoh dengan sepupu Khalid al-Walid, yakni Hindun binti Abu Umayyah atau lebih dikenali sebagai Ummu Salamah.
Ummu Salamah merupakan seorang wanita yang sangat cantik, mulia, terhormat dan bijaksana. Cintanya kepada Abu Salamah terlalu besar. Abu Salamah merupakan seorang pahlawan Islam yang berani dan terbilang, beliau sering tercedera ketika berjuang di medan peperangan. Setiap kali Abu Salamah tercedera, Ummu Salamah akan menumpukan sepenuh perhatiannya untuk merawat suaminya yang tercinta.
Namun, telah ditakdirkan jodoh mereka tidak berpanjangan. Abu Salamah pergi meninggalkan Ummu Salamah ketika luka lamanya semasa perperangan berdarah kembali. Saat-saat sebelum pemergian Abu Salamah, Ummu Salamah berkata :
"Kandaku sayang! Dinda mendengar bahawa jika seorang isteri ditinggal mati oleh suaminya, sementara suaminya itu menjadi penghuni syurga dan isterinya tidak menikah lagi, maka Allah mengumpul mereka kembali ke alam syurga. Maka berjanjilah wahai kekasihku, kanda tidak akan menikah lagi, seandainya dinda pergi dulu. Dinda juga akan berjanji akan tidak menikah lagi andai kanda pergi dulu.
Abu Salamah memang mencintai isterinya, dan mengharapkan wanita solehah, secantik dan sebijak isterinya dimiliki oleh seorang yang lebih baik darinya. Dalam tenat berbicara, Abu Salamah membuat keputusan yang terbaik buat isterinya.
"Maukah dinda taat kepada kanda?' kata Abu Salamah.
"Sudah tentu wahai kekasihku," jawab Ummu Salamah.
"Berjanjilah, jika kanda pergi terlebih dahulu, maka menikahlah lagi," pinta Abu Salamah. Ummu Salamah terkedu, air matanya bercucuran hiba.
"Ya Allah, jika aku mati terlebih dahulu, maka berikanlah Ummu Salamah seorang suami yang lebih baik daripadaku yang tidak akan membuatnya sedih dan menyakitinya," doa Abu Salamah dalam kepayahan.
Abu Salamah berdoa untuk isterinya sebelum dia meninggal dunia, agar isterinya memperoleh kebaikan yang tak terhingga tatkala dia menutup mata.
Demikianlah keikhlasan cinta seorang suami kepada isterinya, memikirkan yang terbaik untuk isterinya, dan akhirnya, Ummu Salamah bernikah dengan Rasulullah SAW
Romantis ala Rasulullah
Sebut perkataan romantis pasti ada antara kalian yang membayangkan romantis jiwang seperti yang selalu dipaparkan didalam drama atau filem-filem cinta. Namun romantik ala Rasulullah berbeda dengan gambaran romantis yang digambar kan didalam drama mahupun filem-filem cinta. Romantik adalah penghubung kemesraan dalam berumahtangga. Pernah suatu ketika Nabi Muhammad s.a.w keluar menyambut salam dari sahabatnya, dan sahabatnya melihat tangan baginda terdapat tepung. Rupa-rupanya ketika itu baginda sedang membantu isterinya menguli tepung didapur.
Rasulullah SAW juga cukup romantik ketika menegur isteri-isteri baginda. Pernah suatu ketika Saidatina Aisyah memasak sesuatu, dan menjemput baginda nabi merasainya. Saidatina Aisyah bertanya tentang masakannya. Lantas, Nabi Muhammad SAW sendiri menyuapkan makanan itu ke dalam mulut Aisyah. Tahulah Aisyah mengenai masakannya itu.
Daripada Aisyah r.a, beliau berkata : "Saya biasa minum daripada cawan yang sama ketika haid, lalu Nabi mengambil cawan itu dan meletakkan mulutnya di tempat saya meletakkan mulut saya".
"Lalu baginda minum, kemudian saya mengambil cangkir, lalu saya menghirup isinya. Kemudian baginda mengambilnya daripada saya, lalu beliau meletakkan mulutnya pada tempat saya meletakkan mulut saya, lalu beliau pun menghirupnya." (Hadis riwayat Abdurrazaq dan Sa'id bin Manshur).
******************************
Sebenarnya banyak lagi kisah-kisah hidup bersuami isteri yang ditunjukkan oleh Rasulullah SAW dan para sahabat baginda untuk dijadikan contoh dan teladan buat para suami masa kini agar sentiasa berhimmah dan berhikmah dalam menguruskan keluarga dan rumah tangga.
Kepada para suami dan para lelaki yang bakal menjadi suami, bangkitlah menjadi lelaki yang berkualitas bukan lelaki yang dibenci oleh wanita dan Allah s.w.t.
Wallahu 'alam bishowab
ilove Islam
Kerana Sifat Al-Amin, Siti Khadijah terpikat
Rasulullah s.a.w telah digelar dengan gelaran Al-Amin oleh para penduduk Kota Mekah kerana beliau telah diberi amanah oleh para pemuda Quraisy ketika isu untuk meletakkan Hajar Al-Aswad timbul. Baginda telah diberikan amanah tersebut kerana seluruh Kota Mekah mengenali baginda dengan sikap baginda yang amanah dan boleh dipercayai.
Abu Lahab pernah mencoba meminang Siti Khadijah melalui Abu Thalib. Namun, Abu Thalib telah menolaknya dan Abu Thalib berkata :
"Dalam pertemuanku itu, Khadijah mengatakan dia memerlukan seorang lelaki yang dapat dipercayai bagi menjalankan perniagaannya. Dia berpesan supaya mencarikannya seorang lelaki yang jujur dan dapat dipercayai. Ayah tidak nampak orang lain selain kamu, wahai Muhammad."
Agak-agaknya apakah ciri-ciri orang yang boleh dipercayai yang dimaksudkan Siti Khadijah r.a? Antaranya adalah mempunyai tutur kata yang baik, amanah, jujur serta tidak berbohong.
Wahai para suami dan lelaki diluar sana adakah sukar bagi anda semua untuk mempunyai ciri-ciri murni seperti yang diatas? Sekiranya sukar, muhasabahlah kembali diri anda mengapa ianya menjadi sukar sedangkan ia tidak mustahil untuk dipraktikkan.
Keberanian dan ketulusan Saidina Ali r.a
Dua sahabat terkemuka iaitu Saidina Abu Bakar dan Saidina Umar telah cuba meminang Fatimah, namun pinangan mereka ditolak dengan baik oleh Rasulullah.
Namun yang akhirnya bernikah dengan Saidatina Fatimah adalah Saidina Ali r.a.
Apakah yang menyebabkan Saidina Ali r.a dipilih oleh Rasulullah s.a.w sebagai menantu baginda? Jelas Rasulullah s.a.w memilih Saidina Ali r.a sebagai menantu baginda kerana sifat keberanian yang terselah dalam diri Saidina Ali r.a. Sejauh manakah keberanian Saidina Ali r.a yang telah menyebabkan beliau dipilih oleh baginda Nabi menjadi menantu baginda? Antara keberanian Saidina Ali r.a sebelum perkahwinan beliau dengan Siti Fatimah r.a lagi, Saidina Ali memang sentiasa berdamping dengan Rasulullah s.a.w. Akhirnya, beliau sendiri berjumpa dengan Nabi Muhammad s.a.w dan menyatakan hasrat beliau untuk mengahwini Saidatina Fatimah r.a.
Berlainan dengan para lelaki zaman sekarang yang hanya berani dan rapat dengan keluarga bakal mertua ketika sebelum menikah dengan bakal isteri saja. Apabila sudah menikah, keluarga mertua sering dilupakan dan tidak diziarahi seperti sebelumnya. Malah ada para isteri yang tidak dibenarkan melawat keluarganya apabila sudah berumahtangga.
Keikhlasan cinta Abu Salamah
Abu Salamah merupakan saudara susuan kepada baginda Nabi Muhammad SAW Beliau telah ditakdirkan bertemu jodoh dengan sepupu Khalid al-Walid, yakni Hindun binti Abu Umayyah atau lebih dikenali sebagai Ummu Salamah.
Ummu Salamah merupakan seorang wanita yang sangat cantik, mulia, terhormat dan bijaksana. Cintanya kepada Abu Salamah terlalu besar. Abu Salamah merupakan seorang pahlawan Islam yang berani dan terbilang, beliau sering tercedera ketika berjuang di medan peperangan. Setiap kali Abu Salamah tercedera, Ummu Salamah akan menumpukan sepenuh perhatiannya untuk merawat suaminya yang tercinta.
Namun, telah ditakdirkan jodoh mereka tidak berpanjangan. Abu Salamah pergi meninggalkan Ummu Salamah ketika luka lamanya semasa perperangan berdarah kembali. Saat-saat sebelum pemergian Abu Salamah, Ummu Salamah berkata :
"Kandaku sayang! Dinda mendengar bahawa jika seorang isteri ditinggal mati oleh suaminya, sementara suaminya itu menjadi penghuni syurga dan isterinya tidak menikah lagi, maka Allah mengumpul mereka kembali ke alam syurga. Maka berjanjilah wahai kekasihku, kanda tidak akan menikah lagi, seandainya dinda pergi dulu. Dinda juga akan berjanji akan tidak menikah lagi andai kanda pergi dulu.
Abu Salamah memang mencintai isterinya, dan mengharapkan wanita solehah, secantik dan sebijak isterinya dimiliki oleh seorang yang lebih baik darinya. Dalam tenat berbicara, Abu Salamah membuat keputusan yang terbaik buat isterinya.
"Maukah dinda taat kepada kanda?' kata Abu Salamah.
"Sudah tentu wahai kekasihku," jawab Ummu Salamah.
"Berjanjilah, jika kanda pergi terlebih dahulu, maka menikahlah lagi," pinta Abu Salamah. Ummu Salamah terkedu, air matanya bercucuran hiba.
"Ya Allah, jika aku mati terlebih dahulu, maka berikanlah Ummu Salamah seorang suami yang lebih baik daripadaku yang tidak akan membuatnya sedih dan menyakitinya," doa Abu Salamah dalam kepayahan.
Abu Salamah berdoa untuk isterinya sebelum dia meninggal dunia, agar isterinya memperoleh kebaikan yang tak terhingga tatkala dia menutup mata.
Demikianlah keikhlasan cinta seorang suami kepada isterinya, memikirkan yang terbaik untuk isterinya, dan akhirnya, Ummu Salamah bernikah dengan Rasulullah SAW
Romantis ala Rasulullah
Sebut perkataan romantis pasti ada antara kalian yang membayangkan romantis jiwang seperti yang selalu dipaparkan didalam drama atau filem-filem cinta. Namun romantik ala Rasulullah berbeda dengan gambaran romantis yang digambar kan didalam drama mahupun filem-filem cinta. Romantik adalah penghubung kemesraan dalam berumahtangga. Pernah suatu ketika Nabi Muhammad s.a.w keluar menyambut salam dari sahabatnya, dan sahabatnya melihat tangan baginda terdapat tepung. Rupa-rupanya ketika itu baginda sedang membantu isterinya menguli tepung didapur.
Rasulullah SAW juga cukup romantik ketika menegur isteri-isteri baginda. Pernah suatu ketika Saidatina Aisyah memasak sesuatu, dan menjemput baginda nabi merasainya. Saidatina Aisyah bertanya tentang masakannya. Lantas, Nabi Muhammad SAW sendiri menyuapkan makanan itu ke dalam mulut Aisyah. Tahulah Aisyah mengenai masakannya itu.
Daripada Aisyah r.a, beliau berkata : "Saya biasa minum daripada cawan yang sama ketika haid, lalu Nabi mengambil cawan itu dan meletakkan mulutnya di tempat saya meletakkan mulut saya".
"Lalu baginda minum, kemudian saya mengambil cangkir, lalu saya menghirup isinya. Kemudian baginda mengambilnya daripada saya, lalu beliau meletakkan mulutnya pada tempat saya meletakkan mulut saya, lalu beliau pun menghirupnya." (Hadis riwayat Abdurrazaq dan Sa'id bin Manshur).
******************************
Sebenarnya banyak lagi kisah-kisah hidup bersuami isteri yang ditunjukkan oleh Rasulullah SAW dan para sahabat baginda untuk dijadikan contoh dan teladan buat para suami masa kini agar sentiasa berhimmah dan berhikmah dalam menguruskan keluarga dan rumah tangga.
Kepada para suami dan para lelaki yang bakal menjadi suami, bangkitlah menjadi lelaki yang berkualitas bukan lelaki yang dibenci oleh wanita dan Allah s.w.t.
Wallahu 'alam bishowab
ilove Islam
Selasa, 14 Juni 2011
HUKUM KORUPSI WAKTU PNS
Syekh Abdul Muhsin bin Nashir Alu ‘Ubaikan mengutip perkataan Syekhul Islam Ibnu Taimiyyah yang mengatakan, “Gaji yang diambilkan dari baitul mal (baca: kas negara) bukan merupakan 'iwadh (kompensasi) maupun ujrah (upah dalam transaksi ijarah alias jual beli jasa), namun statusnya adalah rizq (pemberian) untuk membantu PNS (Pegawai Negeri Sipil) agar bisa taat kepada Allah. Dengan demikian, siapa saja PNS yang bekerja ikhlas karena Allah maka dia akan diberi pahala, sehingga gaji yang dia dapatkan dari kas negara adalah rizq yang bisa membantunya untuk tetap bisa taat.
Demikian pula, harta yang didapatkan dari harta wakaf untuk kegiatan-kegiatan kebaikan, harta yang didapatkan karena wasiat, dan harta yang didapatkan dari nazar, seluruhnya tidaklah berstatus sebagai ujrah.” (Al-Fatawa Al-Kubra, juz 4, hlm. 413--414, cetakan Darul Qalam)
Setelah itu, Syekh Abdul Muhsin Alu Ubaikan mengatakan, “Seorang PNS yang bersikap seenaknya terhadap kewajiban jam kantor atau jam kerja, kemudian dia bertobat, apakah dia memiliki kewajiban untuk mengembalikan sebagian dari gajinya yang sebanding dengan jam kerja yang dia korupsi?
Perkataan Syekhul Islam Ibnu Taimiyyah di atas menunjukkan bahwa PNS tersebut tidaklah memiliki kewajiban semacam itu karena status hukum dari gaji PNS adalah rizq, bukan ujrah, bukan pula 'iwadh. Akan tetapi, korupsi waktu yang dia lakukan merupakan dosa besar sehingga dia wajib bertobat kepada Allah dan meningkatkan kesungguhan dan etos kerjanya untuk mengganti waktu kerja yang dia korupsi.
Pemahaman dan pendapat saya yang semacam ini telah saya sodorkan kepada guru kami, 'Allamah Abdullah bin Muhammad bin Humaid, mantan Kepala Majelis Al-Qadha’ Al-A’la, Kerajaan Saudi Arabia. Beliau menyetujui pendapat dan pemahaman semacam ini. Di majelis tersebut juga terdapat Syekh 'Allamah Hamud At-Tuwaijiri, dan beliau juga tidak membantah pendapat di atas.”
Penjelasan Syekh Abdul Muhsin Al-Ubaikan di atas bisa di baca di situs beliau http://al-obeikan.com
Demikian pula, harta yang didapatkan dari harta wakaf untuk kegiatan-kegiatan kebaikan, harta yang didapatkan karena wasiat, dan harta yang didapatkan dari nazar, seluruhnya tidaklah berstatus sebagai ujrah.” (Al-Fatawa Al-Kubra, juz 4, hlm. 413--414, cetakan Darul Qalam)
Setelah itu, Syekh Abdul Muhsin Alu Ubaikan mengatakan, “Seorang PNS yang bersikap seenaknya terhadap kewajiban jam kantor atau jam kerja, kemudian dia bertobat, apakah dia memiliki kewajiban untuk mengembalikan sebagian dari gajinya yang sebanding dengan jam kerja yang dia korupsi?
Perkataan Syekhul Islam Ibnu Taimiyyah di atas menunjukkan bahwa PNS tersebut tidaklah memiliki kewajiban semacam itu karena status hukum dari gaji PNS adalah rizq, bukan ujrah, bukan pula 'iwadh. Akan tetapi, korupsi waktu yang dia lakukan merupakan dosa besar sehingga dia wajib bertobat kepada Allah dan meningkatkan kesungguhan dan etos kerjanya untuk mengganti waktu kerja yang dia korupsi.
Pemahaman dan pendapat saya yang semacam ini telah saya sodorkan kepada guru kami, 'Allamah Abdullah bin Muhammad bin Humaid, mantan Kepala Majelis Al-Qadha’ Al-A’la, Kerajaan Saudi Arabia. Beliau menyetujui pendapat dan pemahaman semacam ini. Di majelis tersebut juga terdapat Syekh 'Allamah Hamud At-Tuwaijiri, dan beliau juga tidak membantah pendapat di atas.”
Penjelasan Syekh Abdul Muhsin Al-Ubaikan di atas bisa di baca di situs beliau http://al-obeikan.com
Sabtu, 11 Juni 2011
KUNJUNGAN KANKEMENAG. KAB. MUBA 6-06-2011
Prepare Keberangkatan di Dermaga PU
Pejabat Teras Kan Kemenag Muba
On the Way in Speed
Go To Lalan
Tiba di Rumah Pembinaan
Kasi Urasi dan Kankemenag Muba
Kedatangan P3N dan pemborong
Para Contraktor Mengukur Tanah Proyek KUA
Seluruh P3N hadir menjadi saksi
Para Ulama dan Kiyai berkumpul
Pengedukan Tanah Pertama KUA
Prosesi Peletakan Batu pertama KUA
Suasana Khitmat Kankemeng dan Camat Lalan
Tradisi Doa bersama
Pembacaan Alfatiha untuk kantor Tercinta
Kankemenag Meletakkan Batu Pertama
Kasi Urais membackup kankemenag
Camat Lalan ikut serta menyemen coy..
Kasi Urais ikut serta
Kasi Urais
Pelangkahan sebagai Wasiat
Kiyai Mukromin
Doa Bersama akhirnya
Suasana Khusyuk
Staf Urais sbg Mc
Langganan:
Postingan (Atom)