Selasa, 26 April 2011

MELINDUNGI WANITA

Pria disyaratkan melindungi wanita, hindari kekerasan. Dalam lembaga perkawinan, pria adalah kepala keluarga sesuai dengan fitrah kejadiannya yang lebih gagah dan beberapa kelebihan lainnya dibandingkan wanita. Tanggungjawab lelaki sebagai ketua (pemimpin) kepada perempuan ditegaskan oleh Allah dalam firman-Nya berarti:
"Pria adalah pemimpin bagi perempuan oleh karena Allah melebihkan sebagian mereka (lelaki) atas sebagian yang lain (perempuan), dan karena pria setelah menafkahkan sebagian dari harta mereka." (Surah an-Nisa, ayat 34)
Islam mensyaratkan pria selalu menjadi pelindung dan berbuat baik terhadap wanita. Sebagai pemimpin, pria dipertanggungjawabkan menjaga keamanan, kebajikan dan menyediakan kebutuhan hidup untuk istri dan anak mereka. Islam melarang sama sekali kekerasan dalam rumah tangga. Rasulullah memberi memori dengan sabda berarti:
"Mengapa ada lelaki di kalangan kamu yang suka memukul istrinya seperti memukul seorang hamba, padahal dia akan menyetubuhi istrinya itu di hari lain." (HR. Ahmad).
Istri berhak mendapat layanan baik. Pada suatu ketika, banyak istri datang menemui istri Rasulullah mengadu tentang layanan buruk yang diterima dari suami mereka. Bila Rasulullah mengetahuinya, beliau pun bersabda maksudnya:
"Sesungguhnya banyak wanita datang menemui istriku mengadu tentang suami mereka. Sesungguhnya suami ke wanita itu bukanlah orang yang terbaik dari kalangan kamu." (HR. Abu Daud).
Rasulullah memberi contoh bagaimana menjadi seorang suami yang baik. Rasulullah sering menolong istrinya melakukan kerja di rumah yang beliau dapat melakukan sendiri seperti menjahit baju yang koyak, memasak, membersihkan halaman dan kerja lainnya. Sifat ringan tangan suami membantu istri melakukan pekerjaan rumah bukan semata-mata meringankan tugas istri, tetapi menimbulkan rasa hormat istri. Istri merasakan dirinya lebih disayangi dan dihormati.
Praktek melakukan pekerjaan rumah secara bersama dapat membentuk kerjasama, pemahaman, keceriaan dan menghargai apa yang dilakukan bersama-sama. Suami yang sama-sama membersihkan rumah tentu tidak akan melakukan perbuatan yang menyebabkan kondisi menjadi kotor. Namun, banyak suami yang secara sengaja mengotori area rumah dengan debu dan puntung rokok yang dibuang merata-rata dan kemudian menyuruh si istri pula membersihkannya.
Melakukan kebaikan kepada istri adalah sebagian tanda muslim sejati. Suami yang baik sadar bahwa dirinya menanggung amanah besar dalam soal menjaga kepentingan isteri. Sabda Rasulullah s.a.w berarti:
"Orang yang baik antara kamu adalah orang paling terjadi baik terhadap istrinya dan akulah orang paling baik terhadap istri dari kalangan kamu." (HR. at-Tirmizi).
Sikap baik sebenarnya bukan terbatas pada istri. Semua orang berhak diperlakukan dengan baik, terutama keluarga dan siapa yang dipercayakan kepada kita menjaganya. Orang gaji dan sesiapa yang tinggal bersama kita harus diperlakukan dengan baik. Sikap baik Rasulullah terhadap istri diakui oleh istri beliau, Siti Aisyah. Diriwayatkan oleh Bukhari bahwa Aisyah pernah berkata:
"Rasulullah tidak pernah sekalipun memukul istri dan pembantunya."
Menjaga dan berbuat baik terhadap istri juga dilakukan dengan cara menyediakan apa yang suami mampu untuk dirinya, maka itulah juga seharusnya untuk isteri. Adalah menjadi hak isteri mendapat pemberian yang mampu disediakan oleh suaminya. Sabda Rasulullah SAW bermaksud:
"Tanggungjawab suami terhadap istrinya adalah ketika kamu makan, hendaklah kamu beri makanan untuk istrimu. Bila kamu memakai pakaian, kamu berikan pakaian untuk istrimu. Jangan kamu jam istrimu pada bagian muka. Jangan kamu keluarkan kata yang jahat di hadapannya yaitu kata yang menyakiti hati dan dibenci. Jangan kamu tinggalkan istrimu seorang diri kecuali dalam rumah. " (HR. Abu Daud)
Islam meminta si suami agar berurusan dan bermuamalah bersama istri dengan adab yang baik, karena pertimbangan akal kaum wanita dianggap kurang dibandingkan kaum pria. Allah befirman di dalam al-quran:
"Gauli mereka dengan adab yang baik." (An-Nisa ': ayat 19)
Ini mencakup tutur kata yang lunak, bersikap adil bersama istri jika si suami berpoligami, memberi nafkah, bermesyuarat dengan istri dalam urusan rumah tangga, menutup kelemahan istri dan lain-lain lagi. Menghindari mengatakan hal buruk terhadap istri adalah sebagian sikap baik yang harus dilakukan oleh suami. Ada suami yang sering dan gemar mengeluarkan kata tidak enak terhadap isteri disebabkan sesuatu hal tidak disenangi. Kata buruk yang dikeluarkan terhadap istri juga satu pelecehan yaitu pelecehan mental. Isteri yang selalu diherdik, dihina dan dimarahi akan menghadapi tekanan perasaan dan mudah timbul perasaan takut untuk bergaul dengan suami. Siapa yang suka mengamalkan sikap bengis dan suka menakut-nakuti istri dengan kata kasar akan terlepas dari rahmat Allah dan menderita kerugian di dunia dan akhirat.
Rasulullah sallallahu'alaihi wa sallam adalah teladan yang paling baik. Meskipun beliau memungkinkan memukul istri setelah nasihat dan memulaukannya di tempat tidur tidak efektif, namun beliau tidak pernah memukul istrinya. Islam mengharuskan suami memukul istri dengan pukulan ringan yang tidak menyakitkan meskipun ke atas bayi, sekedar peringatan agar si istri tidak mengulangi kesalahannya. Islam telah menetapkan peraturan yang cermat terkait keharusan memukul, agar tidak mendatangkan mudharat lain yang tidak diundang, seperti melarang memukul bagian muka dan jangan memukul dengan pukulan yang melukai. Pukulan ini juga dibenarkan setelah istri dipisahkan tempat tidur dan masih belum siap untuk mengubah kebiasaan buruknya.
Rasulullah selalu menjaga perasaan para istri beliau dan pandai menambat hati mereka dengan bergurau senda dan bermesra. Rasulullah meminta para suami agar bijak beradaptasi, ketika berada di samping istri. Rasulullah bersifat kekanak-kanakan ketika berada di samping istri beliau, meskipun beliau seorang pahlawan yang handal di medan jihad.
Memang wanita suka dimanjai dan dibelai. Rasulullah menghendaki para suami agar pandai menempatkan status dirinya sedarjat dengan istri, untuk menghindari rasa canggung dan janggal ketika bersama istri. Pernah diriwayatkan dalam sunan Abu Daud dan Al-Nasa'ie, Rasulullah berlomba lari dengan istrinya Aisyah. Meskipun Rasulullah utusan Allah yang sibuk dengan urusan menyebarkan dakwah dan berjuang di medan jihad, namun beliau masih ada kelapangan untuk bergabung bersama istri beliau dan ini bukanlah suatu yang melanggar etika. Rasulullah bersabda di dalam riwayat Tarmizi dan Muslim:
"Mukmin yang paling sempurna adalah yang paling baik akhlaknya dan paling berlemah lembut bersama istrinya."
Islam menggambarkan mukmin yang paling sempurna adalah mereka bijaksana melayani istri dan berbudi pekerti mulia. Satu contoh petunjuk Rasul yang menggambarkan beliau beradab sopan bersama istri beliau adalah hadits yang diriwayat oleh Ibn Abi Dunya, Aisyah memberitahu bahwa:
"Segala urusan dan perlakuan Beliau sangat menakjubkan, sehingga ketika beliau bersama istrinya pada suatu malam dan telah bersentuhan kulit, beliau meminta izin dari istrinya Aisyah untuk beribadat menemui Tuhannya."
Demikianlah adab Rasul bersama istri beliau, meminta izin untuk meninggalkannya meskipun untuk bertemu Tuhan...


Keluarga bukan tentang darah yang mengalir melalui pembuluh darah Anda. keluarga adalah orang yang akan memperjuangkan untuk hidup dan mati..
i luvO_islam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar