SURATAN CINTA
Cinta
seorang istri kepada keluarga adalah cinta yang tak bersyarat.
Cinta
tak bersyarat, kokoh dan kuat, tak lekang oleh waktu.
Suatu saat cinta
itu berbuah, apabila suami khilaf maka cintanya mampu membawa kembali
kepada keluarganya. Cinta mengatasi luka, derita dan air mata. Kekuatan
cinta justru diuji disaat orang dicintai berkhianat akhirnya justru
menyesal dan kembali kepada keluarganya.
Itulah yang terjadi pada
seorang ibu rumah tangga yang memiliki tiga anak. Disaat rumah tangganya
memasuki usia ke sepuluh tahun, parahara itu datang.
Suaminya lupa
diri, kariernya sedang menanjak, pulang selalu malam hari. Sholat selalu
ditinggalkan. pertengkaran tak terhindarkan. Mereka memutuskan
berpisah. Ibu bertugas menjaga anak-anaknya sementara suaminya
bertanggungjawab memberikan nafkah setiap bulannya. Setelah mereka
berpisah, ada seorang teman mengajaknya bekerja diperusahaan garment.
Meskipun sebagai orang tua tunggal menjaga anak-anak merupakan
kebahagiaan bagi dirinya sebab bisa terhindar dari kekecewaan hati yang
ditimbulkan akibat ulah suaminya.
Namun dalam kesendiriannya
bersama anak-anak merasakan kecemasan dan terserang insomnia, sering
tidak bisa tidur malam. Ditengah kegelisahannya itulah kehadiran ke
Rumah Amalia untuk bershodaqoh agar Allah berkenan mengembalikan
keutuhan keluarganya. Allah Maha mendengar, disaat dirinya sudah putus
asa, harapannya agar keluarganya rukun kembali seolah menjadi nyata.
Dirinya melihat perubahan anak-anak yang cuek terhadap penderitaannya
seolah mengerti apa yang sedang dirasakannya, anak-anak menjadi penurut
dan baik. Bahkan suatu hari dirinya bertemu kembali dengan sang suami,
melihat perubahan sikap dan perhatiannya, suaminya mulai berusaha
mendekatinya kembali, menyesali perbuatannya telah meninggalkan dirinya
dan anak-anaknya. Akhirnya selama setahun perpisahnnya, kehidupan rumah
tangga dapat dipulihkan kembali.
Mereka sepakat untuk bersatu kembali
dengan berharap keridhaan Allah. 'Alhamdulillah, terima kasih Ya Allah,
Engkau satukan kami kembali dalam kebahagiaan keluarga kami. Hanya
kehendak Engkaulah yang merekatkan keluarga kami menjadi bersatu.'
tuturnya, terlihat air mata yang mengalir. Malam itu terasa indah karena
hatinya dipenuhi kebahagiaan.
by story sahabat agus
Tidak ada komentar:
Posting Komentar