MA’RIFATULLAH
Ma’rifat ,ma’rifah secara harfiah
berarti pengetahuan.Dalam kajian tasawuf, ma’rifah maksudnya ma’rifah Allah (
pengetahuan tentang TUHAN) Dalam kamus tasawuf disebutkan , Ma’rifah berasal
dari kata ‘arafa, yu’rifu, ‘irfan, ma’rifah, artinya adalah pengetahuan,
pengalaman, atau pengetahuan Illahi.
Secara etimologis berarti ilmu yang
tidak menerima keraguan atau pengetahuan Ma’rifah dapat pula berarti
pengetahuan rahasia hakekat agama, yaitu ilmu yang lebih tinggi dari pada ilmu
yang didapat oleh orang orang pada umumnya.
Ma’rifah dalam kajian tasawuf
berarti pengetahuan yang sangat jelas dan pasti tentang Allah yang diperoleh
melalui sanubari.Imam AL Ghazali menerangkan ;ma’rifat aalah ilmu pengetahuan
yang tidak tercampur dengan keraguan.Sedangkan Abu Zakaria Al An shari
menjelaskan ; ma’rifat menurut bahasa adalah ilmu pengetahuan yang sampai
ketingkat yang mutlak
Lebih rinci imam Al Ghazali
menerangkan,Ma’rifah adalah mengetahui rahasia rahasia Allah dan aturan
aturanya yang melingkupi seluruh yang ada, seseorang yan telah sampai pada
ma’rifah berada dekat dengan Allah,bahkan ia dapat memandang Allah, dan
ma’rifat datang sebelum mahabah.Menunurut al Gazali,ma’rifat ada tiga tingkatan
sesuai dengan dasar pengetahuan dan metode yang dipergunakan, sebagai berikut :
1.Ma’rifat orang
awam,yakni pengetahuan yang diperoleh melalui jalan meniru atau taqlit
2. Ma’rifat
mutakalimun, yaitu pengetahuan yang didapat melalui pembuktian rasional.kualitas
peringkat pertama dan kedua ini hampir sama
3. Peringkat yang
tertinggi kwalitasnya, yaitu pengetahuan para sufi, pengetahuan yang diperoleh
melalui metode penyaksian langsung dengan radar pendeteksi yaitu ;QALBU yang
bening dan jernih.
Dalam Risalah al Qusyairy dsebutkan
,Al Junayd berkata :”Hajat pertama yang dibutuhkan oleh hamba adalah ma’rifat
makluk terhadap khalik, mengenal sifat sifat pencipta dan yang tercipta
bagaimana ia diciptakan.sehingga diketahui sifat khalik dari makhluk, dan sifat
yang qadim dari yang baru.Sang makluk merasa hina ketika dipanggilnya dan
mengakui kewajiban taat kepadaNYA.Barang siapa tak mengenal rajanya,maka ia
tidak mengakui terhadap raja,kepada siapa kewajiban kewajiban harus diberikan.
Menurt Al Jilali, jika seorang
sampai pada tingkat ash shidiqiah ( kebenaran ), maka para sufi mencapai
tingkat ma’rifah dalam bentuk;
1.
Ilmu al ‘yaqin,
pada tingkat ini sufi disinari oleh asma Allah
2.
‘Ayn al Yaqin,
pada tingkat ini sufi disinari sifat sifat Allah
3.
Haqq al –Yaqin pada
tingkat ini sufi menjadi fana’dalam asma, sifat sifat dan zat Allah
Ma’rifah hanya terdapat pada kaum
sufi, yang sanggup melihat Allah dengan hati sanubarinya.pengetahuan seperti
ini hanya diberikan Allah kepada kaum sufi yang sangat berhasrat untuk menemukan
TUHAN karena sangat cintanya kepada ALLAH.
Ma’rifah
bukanlah hasil pemikiran manusia,Ma’rifah adalah pemberian Allah kepada
hambanya yang sanggup menerimanya.Dan ma’rifah diperoleh karena adanya
kesungguhan, kerajinan,kepatuhan dan ketaatan menjadikan diri sebagai hamba
Allah dalam beramal secara lahiriah sebagai pengabdian yang dikerjakan oleh
tubuh untuk beribadat.
Ma’rifat
diperoleh seorang hamba Allah melalui proses panjang dan dilakukan secara
kontinyu, semakin banyak sesorang memperolah pengetahuan dan semakin sempurna
dalam mengenal Allah, maka semakin banyak diketahuinya tentang rahasia rahasia
Allah swt, dan seseorang itu semakin dekat dengan Allah.
Karena
banyaknya ibadah dan keistiqomahan hamba maka datanglah karunia Allah karunia
dari Allah itu adalah sebagai balasan,ganjaran, pahala atas amal ibadah yang
dilakukan.Maka bila seorang, telah berkelana terus dalam beramal dan hatipun
parallel geraknya sehingga menjadi bersih suci, maka terjadilah maqam atau
derajat tertinggi.jadi Ahwal/karunia adalah pemberian , sedangkan maqam/derajat
adalah karean Amalan.
Ketika
sahabat Rosulullah,Abu Bakar as Shidiq ditanya mengenai Ma’rifatullah yang ada
pada dirinya ia berkata : ” Sangat mustahil ma’rifat datang bukan karena
ma’unah Allah”ia mengatakan bahwa ma’rifat itu tidak akan ditemukan pada panca
indera manusia,tidak ada ukuranya.Ma’rifat itu dekat tetapi jauh, jauh tapi
dekat.Tidak dapat diucapkan dan dinyatakan.dibaliknya ada sesuatu.Dialah Allah
dzat yang maha kuasa atas segala sesuatu.tiada sesuatu yang menyamainya.
Orang
yang telah dipenuhi ma’rifattullah selalu menegembalikan semua persoalan
hidupnya kepada Allah.Hubunganya dengan Allah lewat Munajah yang intim dan
berkesinambungan,memungkinkan ia mendapat petunujuk melalui ilham yang benar
dan suci (ru’yah shadiqah ).Orang semacam ini melakukan segala sesuatu, selalu
menunggu pimpinan Allah.Ia berlaku ‘arif atas pimpinan Allah melalui
hatinya.Sikap seperti ini adalah sifat orang ‘arifin yang dinamakan
ma’rifat.Artinya ia selalu mendapat bimbingan atau ma’rifat dari Allah SWT.
my Religi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar