Assalamu alaikum Warahmatulahi wabarakatuh
salam ta'dzim dan penih santun untuk sahabat sekalian, semoga kita semua
dalam lindungan Allah SWT.,Sudah barang tentu pasti kita semua mendambakan rezeki
yang halal, baik, berkah, dan melimpah. karena, dengan rezeki tersebut
seseorang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Dan untuk mendapatkannya,
selain dengan bekerja keras secara ikhlas, tuntas dan cerdas, seseorang
harus mengetahui amalan-amalan apa saja yang dapat memperlancar
turunnya rezeki.
Adapun ikhtiar itu dibarengin dengan amalan-amalan diantaranya adalah:
Pertama:
Pertama:
memperbanyak istighfar
dan bertaubat. “Maka Aku katakan kepada mereka: ‘Mohonlah ampun kepada
Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan
mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan
anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di
dalamnya) untukmu sungai-sungai.” (QS Nuh [71]: 10-12).
Kedua:
Kedua:
meningkatkan ketakwaan. “....Barangsiapa bertakwa kepada
Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya
rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka. Dan barangsiapa yang
bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan
(keperluan)nya.” (QS At-Thalaq [65]: 2-3).
Ketiga:
Ketiga:
gemar menyambung tali silaturrahim. “Barangsiapa yang
ingin dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia
menyambung tali silaturrahim.” (HR Bukhari dan Muslim).
Keempat:
Keempat:
gemar mendermakan harta. “Katakanlah: “Sesungguhnya
Tuhanku melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki-Nya di antara
hamba-hamba-Nya dan menyempitkan bagi (siapa yang dikehendaki-Nya)”.
Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya
dan Dia-lah pemberi rezeki yang sebaik-baiknya.” (QS Saba’[34]: 39).
Kelima: membiasakan ibadah dengan
benar. ”Sesungguhnya Allah berfirman, ”Wahai anak Adam, sibukkanlah
untuk beribadah kepada-Ku, niscara akan Aku penuhi dadamu dengan
kekayaan dan Aku tutup kefakiranmu. Jika tidak kamu lakukan niscaya
akan Aku penuhi pada kedua tanganmu kesibukan dan tidak Aku tutup
kefakiranmu.” (HR Ahmad).
Keenam:
Keenam:
menunaikan ibadah haji dan umrah. ”Lakukanlah haji dan
umrah, karena keduanya akan menghapus kefakiran dan dosa sebagaimana
api menghilangkan karat besi, emas, dan perak.” (HR Ahmad).
Ketujuh: hijrah di jalan Allah (fisabilillah). ”Barangsiapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezeki yang banyak. Barangsiapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), maka sungguh telah tetap pahalanya di sisi Allah. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS An-Nisa’ [4]: 100).
Kedelapan: tawakkal kepada Allah. ”Seandainya kalian mau bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benarnya, pasti Allah akan memberikan rezeki kepadamu sebagaimana burung yang diberi rezeki, pagi-pagi dia dalam keadaan lapar dan kembali dalam keadaan kenyang.” (HR Ahmad dan Tirmidzi).
Kesembilan:
Ketujuh: hijrah di jalan Allah (fisabilillah). ”Barangsiapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezeki yang banyak. Barangsiapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), maka sungguh telah tetap pahalanya di sisi Allah. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS An-Nisa’ [4]: 100).
Kedelapan: tawakkal kepada Allah. ”Seandainya kalian mau bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benarnya, pasti Allah akan memberikan rezeki kepadamu sebagaimana burung yang diberi rezeki, pagi-pagi dia dalam keadaan lapar dan kembali dalam keadaan kenyang.” (HR Ahmad dan Tirmidzi).
Kesembilan:
mendawamkan shalat Dhuha. “Barangsiapa shalat Dhuha
enam rakaat, ia akan dicukupi kebutuhannya hari itu.” (HR Thabrani dan
Abu Darda’).
Kesepuluh:
Kesepuluh:
menafkahi penuntut ilmu. Anas bin Malik RA berkata,
”Dulu ada dua orang bersaudara pada masa Rasulullah SAW. Salah seorang
menuntut ilmu pada majelis Rasulullah SAW, sedangkan yang lainnya
bekerja. Lalu saudaranya yang bekerja itu mengadu kepada Rasulullah SAW
(lantaran ia memberi nafkah kepada saudaranya itu). Maka Nabi SAW
bersabda, ”Mudah-mudahan engkau diberi rezeki dengan sebab dia.” (HR
Tirmidzi).
Wallahu a’lam ishowab..
http://www.republika.co.id
Wallahu a’lam ishowab..
http://www.republika.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar